Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Emak-emak Sebut Kriminalitas dan Banjir Masih Jadi PR DKI Jakarta

Kompas.com - 04/07/2023, 10:18 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai masalah masih ditemukan di DKI Jakarta. Bukan cuma  kemacetan lalu lintas, persoalan banjir dan tingkat kriminalitas dinilai masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus segera dituntaskan.

Memasuki usianya yang ke-496, DKI Jakarta disebut masih belum bisa mengentaskan sejumlah masalah itu.

Kondisi ini dikeluhkan oleh para perempuan di Jakarta, khususnya ibu-ibu rumah tangga atau emak-emak.

"Untuk Ibu Kota Negara tingkat kriminalitasnya masih sangat tinggi," ujar salah satu ibu rumah tangga, Siti Mahmudah (30), saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (3/7/2023).

Baca juga: Bahri Berharap Makin Mudah Cari Kerja Jakarta, Tak Perlu Lagi Orang Dalam

Siti merupakan seorang pekerja, suatu kali dia pernah mengalami kejadian tak menyenangkan di angkutan umum saat akan bekerja.

"Pernah naik angkutan umum, hampir dicopet tapi alhamdulillah tidak berhasil, karena sudah lebih tahu gerak-gerik pencopetnya," kata Siti.

Selain kriminalitas, kemacetan juga masih menjadi masalah tanpa ujung yang belum terselesaikan di DKI Jakarta, khususnya pada pagi dan sore hari.

Siti berharap sejumlah permasalahan yang terjadi di DKI Jakarta agar menjadi prioritas untuk segera diselesaikan.

"Persoalan yang harus menjadi prioritas harus diatasi itu soal kriminalitas, lalu kemacetan walaupun sudah jauh lebih baik karena sekarang pilihan transportasi umum sudah lebih banyak, namun di beberapa daerah masih belum ada solusi," kata Siti.

Baca juga: Warga Bantaran Kali Ciliwung Harap Pemerintah Bisa Serius Atasi Banjir

"Semoga ke depannya bisa merata untuk transportasi umumnya sehingga mengurai kemacetan," sambungnya.

Sementara Wita Ayu (28), seorang ibu rumah tangga lainnya mengatakan, banjir juga masih menjadi masalah yang belum selesai.

"Persoalan paling sering dirasakan hidup di Jakarta itu macet dan banjir ya," kata Wita.

Wita Ayu merupakan warga Blok C Kampung Baru, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Wilayah tersebut kerap dilanggan banjir.

Ia memiliki pengalaman yang membuatnya trauma sampai dengan saat ini. Hal itu terjadi saat banjir dahsyat yang melanda tempat tinggalnya beberapa waktu lalu.

"Saat itu saya mau tenggelam. Memang rumah saya itu tidak jauh dari Kali Pesanggrahan. Itu terjadi saat banjir yang parah banget itu," ucap Wita.

Dengan demikian, Wita berharap agar Pemprov DKI Jakarta dapat menyelesaikan masalah yang terjadi di Ibu Kota. Salah satunya soal banjir.

"Harapan untuk Jakarta di masa mendatang agar menjadi kota yang aman, nyaman, tidak macet, tidak banjir dan tidak berpolusi udara," kata Wita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

KPAI Minta Hukuman Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar Diperberat

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Pemerkosa Remaja di Tangsel Masih Satu Keluarga dengan Korban

Megapolitan
Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim 'Selamatkan' 830.000 Jiwa

Pabrik Narkoba di Bogor Terbongkar, Polisi Klaim "Selamatkan" 830.000 Jiwa

Megapolitan
Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Siasat Pabrik Narkoba di Bogor Beroperasi: Kamuflase Jadi Bengkel, Ruangan Pakai Peredam

Megapolitan
Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Ratusan Sekuriti Geruduk Kampung Susun Bayam, Perintahkan Warga Segera Pergi

Megapolitan
Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Lima Tahun Berlalu, Polisi Periksa 5 Terduga Pelaku Penusukan Noven Siswi SMK Bogor

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Pemerkosa Remaja di Tangsel Sudah Mundur dari Staf Kelurahan sejak 2021

Megapolitan
Usahanya Tak Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Usahanya Tak Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Minta Mediasi ke Pemilik Lahan

Megapolitan
4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

4 Oknum Polisi yang Ditangkap karena Pesta Narkoba di Depok Direhabilitasi

Megapolitan
Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Cegah Stunting di Jaksel, PAM Jaya dan TP-PKK Jaksel Teken Kerja Sama Percepatan Penurunan Stunting

Megapolitan
KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

KPAI Datangi Sekolah Siswa yang Hendak Bunuh Diri, Cek Keamanan dan Sarpras Gedung

Megapolitan
Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Tersedia 8.426 Kuota PPDB Bersama, Pelajar yang Tak Lulus Negeri Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis

Megapolitan
Jelang Idul Adha, Pemprov DKI Mulai Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban

Jelang Idul Adha, Pemprov DKI Mulai Periksa Kesehatan Ribuan Hewan Kurban

Megapolitan
Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di 'Pabrik Narkoba' Bogor

Selain Temukan Pil PCC, Polisi Juga Sita Sejutaan Butir Hexymer di "Pabrik Narkoba" Bogor

Megapolitan
Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Polisi Periksa 14 Saksi Terkait Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com