JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelapa Gading Barat Maulana (53) mengungkapkan kerugian yang ditanggung atas perilaku atasannya di Kelurahan Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara.
Sebagai informasi, Maulana dipaksa meminjam uang di koperasi oleh atasannya tersebut.
Kerugian yang dihitung Maulana ini berdasarkan jumlah bunga yang dia bayar setiap bulannya sejak September 2022.
"Ruginya ya sekitar Rp 10 juta. Kan pinjaman Rp 20 juta, ada bunganya," kata Maulana saat dihubungi, Kamis (6/7/2023).
Baca juga: Takut Kehilangan Pekerjaan, PPSU Kelapa Gading yang Diutangi Bos Hanya Bisa Mengeluh
Dari pinjaman Rp 20 juta, Maulana hanya menerima Rp 18 juta, sedangkan sisanya diendapkan di koperasi.
Setelah menerima uang pinjaman dari koperasi, Maulana membayar cicilan Rp 2,25 juta per bulan. Cicilan dibayar selama 12 bulan.
Saat cicilannya tersisa tiga bulan, Maulana ditawari atasannya untuk kembali meminjam uang. Namun, Maulana menolak.
Meski demikian, atasannya tetap mencairkan uang pinjaman atas nama Maulana, tetapi uang tersebut digunakan oleh dirinya sendiri.
"Langsung (tanya) ke saya. 'Pak Mul kalau enggak mau pakai, saya yang pakai ya'. Nah, pimpinan kalau sudah kayak begitu, kalau kami menolak, bagaimana?" keluh Maulana.
Baca juga: Tak Cuma Dipaksa Pinjamkan Uang, PPSU Kelapa Gading Barat Juga Dicaci Maki Atasan
Pada Juni 2023, pinjaman dari koperasi atas nama Maulana akhirnya cair. Maulana langsung mentransfer uang tersebut ke atasannya melalui mobile banking.
Atasan tersebut berjanji akan membayar cicilan atas nama Maulana setiap bulan, setelah sisa tiga bulan tagihan untuk pinjaman pertama selesai dibayar.
Namun, Maulana tidak memercayainya.
Pada Senin (3/7/2023), Maulana menerima telepon dari atasan tersebut. Dia diminta untuk melunasi pinjaman pertama yang tersisa tiga bulan.
Baca juga: Anggota PPSU Kelapa Gading Barat Blak-blakan Dimintai Atasan Rp 1 Juta
Maulana meminta waktu hingga Kamis (6/7/2023) untuk membayar tagihan koperasi. Sebab, pada hari itu dia hendak melunasi cicilan motor yang digadai ke temannya demi biaya kuliah anak.
"Motor saya kan sama teman. Waktu itu buat bayar kuliah anak, saya pinjam Rp 3 juta, cuma bayarnya Rp 3,5 juta. Gaji saya dipotong (cicilan koperasi) tersisa Rp 2,9 juta," kata Maulana.
"Saya cuma bisa bayar Rp 2 juta untuk ambil motor. Tapi tetap saja, karena belum lunas, motor tetap saya tinggal," lanjut Maulana.
Setelah menjelaskan hal tersebut kepada atasannya, Maulana malah dicaci maki dan diminta mencari dana untuk membayar tagihan yang tersisa.
Baca juga: Dipaksa Atasan Berutang ke Pinjol dan Koperasi, Data Pribadi PPSU Kelapa Gading Barat Jadi Jaminan
Setelah perbincangan selesai, Maulana memutuskan untuk kembali ke rumah. Dia menceritakan perilaku atasannya kepada sang istri.
"(Istri bilang) 'Berarti ayah bohongi saya dong? Katanya uang hasil kerja (bukan koperasi)', 'Habis, gimana? Pimpinan yang mau, saya harus berbuat apa?'. Saya berpikir begini, kalau saya enggak kasih pinjam, saya akan dilingkari," kata dia.
Akhirnya saat itu Maulana memilih meliburkan diri. Dia merasa lelah dan sakit hati dengan caci maki tersebut. Maulana tidak ingin masuk kerja dan memilih untuk membongkar semuanya.
Kompas.com mencoba mengonfirmasi hal ini kepada Wakil Camat Kelapa Gading Rahmat Syahputra. Kendati demikian, dia mengaku belum mengetahui permasalahan ini.
"Saya belum dapat info," kata Rahmat saat dihubungi Kompas.com, kemudian memutus sambungan telepon, Rabu (5/7/2023).
Kompas.com juga sudah mencoba menghubungi Kepala Seksi yang disebut oleh Maulana. Namun, hingga berita ini diturunkan, ia belum memberikan jawaban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.