Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalih Pemilik Hotel yang Bikin Ngadenin Harus Lewat Selokan untuk Masuk Rumah Sendiri Selama 3 Tahun

Kompas.com - 13/07/2023, 07:30 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi rumah sepasang lansia, Ngadenin (63) dan istrinya, Nur (56), memprihatinkan usai akses jalan keluar-masuk rumahnya ditutup tembok hotel.

Rumah Ngadenin dan Nur yang kini sudah tak dihuni lagi itu berada di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 03 RW 04, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.

Ngadenin dan Nur mengatakan, rumah mereka sudah ditutup dengan tembok setinggi 15 meter itu selama tiga tahun lamanya oleh pihak hotel.

Baca juga: Akses Rumah Tetangga Ngadenin Juga Tertutup Hotel, Katanya Kami Orang Kecil, Tak Mampu Lawan Pengusaha

Tertutupnya akses jalan rumah dengan tembok itu membuat Ngadenin tak ada pilihan lain, kecuali melewati selokan berlumpur. Berita ini pun berujung kisruh di jagat maya.

Melihat situasi tersebut, pihak hotel yang dituding jadi penyebab kesengsaraan Ngadenin dan keluarga akhirnya buka suara. Mereka bantah telah tutup akses ke rumah Ngadenin.

Bukan tutup akses masuk

Devin keluarga pemilik hotel (tempat penginapan) mengklarifikasi mengenai kisruh penutupan akses jalan rumah sepasang lansia Ngadenin (63) dan istrinya Nur (55) saat ditemui usai rapat di Kecamatan Pondok Gede, Rabu (12/7/2023).KOMPAS.com/FIRDA JANATI Devin keluarga pemilik hotel (tempat penginapan) mengklarifikasi mengenai kisruh penutupan akses jalan rumah sepasang lansia Ngadenin (63) dan istrinya Nur (55) saat ditemui usai rapat di Kecamatan Pondok Gede, Rabu (12/7/2023).

Devin, selaku keluarga pemilik hotel, mengklarifikasi bahwa bangunannya sejak awal tidak pernah menutup akses ke rumah Ngadenin dan istrinya Nur.

"Jadi hotel itu bukan menutup jalan aksesnya, yang kami tutup tembok batas pekarangan atau batas surat yang ada di sertifikat," kata Devin, Rabu (12/7/2023).

Devin menyebut, akses jalan ke rumah Ngadenin itu sejak awal bukan melalui hotel keluarganya, tetapi rumah yang bersebelahan dengan tembok hotel.

Devin mengatakan, rumah tersebut memang semula milik hotel keluarganya, namun kini telah dibeli oleh seseorang yang kini sudang meninggal.

Baca juga: Akses Rumah Kliennya Ditutup Hotel, Kuasa Hukum Ngadenin: Artinya Kan Zalim...

Belum ada kata sepakat

Devin juga menerangkan, pada 2021, keluarganya sempat melakukan penawaran pembelian tanah dengan pihak Ngadenin.

"(Penawaran) tahun 2021 pas pandemi Itu sudah ada penawaran Rp 8 juta (satu meter)," ujarnya.

Devin menyebut, alasan pihaknya menawarkan harga Rp 8 juta itu merujuk kepada NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) per meter.

"Harga itu sudah di atas NJOP dan juga saya cek pasar begitu. Mungkin ya, mungkin, di atas harga pasar karena posisinya ada di belakang," tutur dia.

Baca juga: Duduk Perkara Akses Rumah Ngadenin Tertutup, Berawal Tetangga Tukar Lahan dengan Pemilik Hotel

Namun, Devin menyebut Ngadenin menolak dan meminta tukar rumah atau penawaran di harga Rp 15 juta per meter.

Selama hampir tiga tahun itu kedua belah pihak belum menemukan penawaran harga jual beli lahan yang cocok.

Berawal dari tukar guling dengan rumah tetangga

Zaenal Abidin kuasa hukum Ngadenin (63) saat ditemui usai rapat mediasi di Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Rabu (12/7/2023). Iamenjelaskan penyebab kliennya tidak memiliki akses keluar masuk rumahnya sendiri dan langkah hukum yang bakal ditempuh.KOMPAS.com/FIRDA JANATI Zaenal Abidin kuasa hukum Ngadenin (63) saat ditemui usai rapat mediasi di Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Rabu (12/7/2023). Iamenjelaskan penyebab kliennya tidak memiliki akses keluar masuk rumahnya sendiri dan langkah hukum yang bakal ditempuh.

Zaenal Abidin, kuasa hukum Ngadenin, menjelaskan kliennya tidak memiliki akses keluar masuk rumah sendir karena pihak hotel melakukan tukar guling dengan tetangganya bernama Bariman.

Awalnya, tanah milik pihak hotel berada di depan rumah Ngadenin, sedangkan tanah milik Bariman berada di samping pekarangan Ngadenin.

Baca juga: Hotel yang Tutup Akses Rumah Ngadenin Pernah Tawar Lahannya Rp 8 Juta per Meter, tapi Ditolak

Pihak hotel kemudian bertukar lahan dengan Bariman, lalu membangun tembok yang menjulang tinggi, menutup akses rumah Ngadenin.

"Awalnya sih yang dipakai hotel ini tanahnya Pak Bariman. Hotel beli di sini karena Bariman sama pemilik pihak hotel itu teman dekat, ditukar guling," ujar Zaenal, Rabu (12/7/2023).

Sebelum pihak hotel membangun tembok, Ngadenin pernah dijanjikan bahwa ada sedikit tanah wakaf yang akan dijadikan jalan. Namun, setelah pihak hotel dan Bariman bertukar lahan, tembok juga dibangun di atas tanah wakaf tersebut.

"Artinya kan zalim, makanya dari itu ya kami tetapkanlah keadilan bukan semata mata untuk orang-orang yang berduit," sebut Zaenal.

Baca juga: Nasib Pasangan Lansia Ditinggal 5 Anak Mereka karena Akses Rumah Ditutup Hotel

Berharap ada titik terang

Rumah Ngadenin (63) di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 03 RW 04, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang akses keluar masuk rumah telah ditutup tembok hotel setinggi 15 meter. Pada Minggu (9/7/2023), Ngadenin menunjukkan tingginya tembok hotel yang menutupi depan, belakang dan samping rumahnya.KOMPAS.com/FIRDA JANATI Rumah Ngadenin (63) di Jalan Raya Jatiwaringin, RT 03 RW 04, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, yang akses keluar masuk rumah telah ditutup tembok hotel setinggi 15 meter. Pada Minggu (9/7/2023), Ngadenin menunjukkan tingginya tembok hotel yang menutupi depan, belakang dan samping rumahnya.

Karena itu, Zaenal bersyukur Pemkot Bekasi mengadakan pertemuan antara pihak hotel, Ngadenin, dan Peni di Kantor Kecamatan Pondok Gede, Bekasi, Rabu (12/7/2023).

Harapannya, kata Zaenal, mediasi tersebut akan berbuah solusi yang terbaik bagi semuanya, khususnya bagi Ngadenin dan sang istri.

Kata Zaenal, Pemkot menyarankan kliennya dan pihak hotel melakukan negosiasi (penawaran) ulang.

"Pak Camat tadi menyampaikan sebisa mungkin masalah ini bisa diselesaikan secara mediasi," kata dia.

Adapun Ngadenin dan Nur sudah tiga tahun kehilangan kenyamanan tinggal di rumah setelah akses menuju rumahnya "dikurung" tembok hotel.

Baca juga: Pemkot Bekasi Bakal Tinjau Ulang Izin Hotel yang Tutup Akses ke Rumah Ngadenin

Akses satu-satunya bagi Ngadenin dan Nur untuk pulang ke rumah hanya melalui saluran air atau got penuh lumpur dan benda tajam yang berisiko melukai kaki.

"Kurang lebih sudah tiga tahun. Sudah kelelahan kalau mau pulang. Got ini kalau menurut saya kan rawan, ada paku, dan beling, kawat nonjol begitu. Akhirnya saya memutuskan untuk tidur (tinggal) di warung," kata Ngadenin.

(Penulis : Firda Janati | Editor : Ihsanuddin, Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

KPAI: Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 60 Persen

Megapolitan
Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Belum Laku, Rubicon Mario Dandy Rencananya Mau Dikorting Rp 100 Juta Lagi

Megapolitan
3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

3 Pelaku Begal Casis Polri di Jakbar Residivis, Ada yang Bolak-balik Penjara 6 Kali

Megapolitan
LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

LPSK Dorong Pemenuhan Akomodasi Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan, Termasuk Perlindungan

Megapolitan
Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Pemkot Jakbar Imbau Warga dengan Ekonomi Mampu Tak Beli Elpiji 3 Kg

Megapolitan
Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Jasad Wanita di Selokan Jalan Juanda Bekasi, Korban Telah Hilang Selama 4 Hari

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Jasad Perempuan Ditemukan di Selokan Bekasi, Polisi: Sempat Terlihat Sempoyongan

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Rubicon Mario Dandy Belum Juga Laku di Lelang meski Harganya Telah Dikorting

Megapolitan
Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Remaja Perempuan Direkam Ibu Saat Bersetubuh dengan Pacar, KPAI Pastikan Korban Diberi Perlindungan

Megapolitan
Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Eks Warga Kampung Bayam Sepakat Pindah ke Hunian Sementara di Ancol

Megapolitan
Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Kronologi Komplotan Remaja Salah Bacok Korban saat Hendak Tawuran di Cimanggis Depok

Megapolitan
Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Sampah Menggunung di TPS Kembangan, Ketua RT Sebut Kekurangan Petugas untuk Memilah

Megapolitan
Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Ditetapkan sebagai Tersangka, Ini Peran 5 Pelaku Begal Casis Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Iseng Masukan Cincin ke Kelamin hingga Tersangkut, Pria di Bekasi Minta Bantuan Damkar Buat Melepas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com