JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah tiga bulan, kapal pengangkut sembako yang dinakhodai Edi (42) terjebak di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.
Kapal Edi terjebak karena bangkai sebuah kapal yang terbakar pada tiga bulan lalu belum juga dievakuasi hingga sekarang.
Bangkai kapal itu menutupi jalan bagi kapal yang dinakhodai Edi dan sejumlah kapal layar motor (KLM) lain.
Padahal, kapal yang dibawa Edi itu mengangkut sejumlah bahan pokok yang sejatinya hendak dikirim ke Bangka Belitung.
"ABK (anak buah kapal), buruh, nakhoda menderita semua, imbasnya ke mana-mana. Pasokan sembako ke daerah-daerah terhambat," kata Edi saat ditemui Kompas.com di Pelabuhan Sunda Kelapa, Kamis (13/7/2023).
"Dari Bangka Belitung juga mengeluh, bahan baku dan segala macam juga sudah mahal gara-gara kapal ini enggak bisa berlayar," lanjut Edi.
Baca juga: Ada Bangkai Kapal Belum Dievakuasi, Aktivitas Pelabuhan Sunda Kelapa Terganggu
Dengan begitu, Edi mengatakan hukum ekonomi untuk barang-barang maupun sembako di Bangka Belitung akhirnya berlaku sehingga menyebabkan harga melambung tinggi.
"(Jadi) mahal, otomatis, ongkos kirim jauh lebih mahal, ongkos kirim naik. Barang-barang juga orang di sana pada ngeluh, sudah banyak yang kosong. Dari perabotan sudah kosong semua, sembako," tutur Edi.
Kapal yang belum dievakuasi itu mengalami kebakaran pada April 2023 di area gudang sembilan Pelabuhan Sunda Kelapa.
KLM yang terbakar tersebut berada dekat dengar pintu keluar dan masuknya KLM lain.
Alhasil, KLM yang hendak bersandar harus mengantre satu per satu. Adapun KLM yang sudah bersandar sebelum terjadinya peristiwa kebakaran ini tidak bisa berlayar.
Baca juga: Bangkai Kapal Belum Dievakuasi, Hampir 3 Bulan Nakhoda dan ABK Terjebak di Pelabuhan Sunda Kelapa
Meski begitu, aktivitas pelayaran dan bongkar muatan masih terlihat di area kapal besi. Sebab, KLM dan kapal besi memiliki jalur berbeda.
"(Akhirnya muatan) dibongkar lagi. Dimasukkan ke kapal besi. Kan kapal besi bisa lewat, untuk KLM saja yang bisa lewat," ujar Edi.
"Jadi, khawatir barangnya rusak karena kelamaan, daripada tambah rugi lagi, mending dioper ke kapal besi saja," tambahnya.
KLM Edi sudah bersandar di Dermaga Pelabuhan Sunda Kelapa pada pertengahan April 2023.
Karena sudah hampir tiga bulan muatan berisi sembako tidak dikirimkan ke Bangka Belitung, alhasil banyak beras dan gula pasir menjadi rusak.
"Itu (akhirnya muatannya) dibongkar semua muatan di situ, sudah rusak semua barangnya. Beras sudah rusak semua, sudah kutuan semua," imbuh Edi.
Baca juga: Profil Pelabuhan Sunda Kelapa, Sejarah, dan Fungsinya
Edi bersama nakhoda dan ABK yang terjebak hanya bisa menunggu tindakan dari pihak berwenang agar bangkai KLM yang kini sudah karam itu segera dievakuasi.
"(Aktivitas sehari-hari) ya menganggur saja, enggak ada kegiatan, cuma nongkrong. Kadang-kadang ada teman yang datang, kasih kopi, makanan, ya di sini saja," ucap salah satu nakhoda KLM yang lain, Oji (42), saat ditemui Kompas.com dalam kesempatan yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.