Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok Abdul Rahman berujar, pengelolaan sampah di TPA Cipayung tak bisa dilakukan secara instan.
"Perlu diingat bahwa upaya pengelolaan sampah di TPA Cipayung itu tidak bisa instan," tuturnya melalui sambungan telepon, Kamis (13/7/2023).
Selain itu, kata dia, jumlah penduduk di Kota Depok juga semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
Menurut Abdul, bertambahnya penduduk di sana menyebabkan volume sampah semakin meningkat.
Dengan demikian, jumlah volume sampah yang dikirimkan ke TPA Cipayung turut meningkat.
"Memang perkembangan produksi sampah atau timbulan sampah di Kota Depok, dengan pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, tentu mengakibatkan ledakan jumlah volume sampah yang dikirim ke TPA Cipayung," urai Abdul.
Ia menegaskan, DLHK Kota Depok sejatinya memiliki sejumlah program untuk mengurangi volume sampah.
Beberapa di antaranya, seperti bank sampah serta UPS.
Menurut Abdul, program UPS tidak pernah dinonaktifkan dan telah berjalan sejak 2014.
"UPS ini terus berjalan sejak 2014," kata Abdul.
Ia memberikan contoh, salah satu UPS yang tetap aktif adalah UPS Merdeka 2 di Kecamatan Sukmajaya, Depok.
Menurut Abdul, UPS Merdeka 2 melayani tiga lingkungan di Sukmajaya.
Pada penerapannya, warga di tiga lingkungan Sukmajaya memilah sampah organik dan non-organik.
DLHK Kota Depok kemudian mengangkut sampah organik di tiga lingkungan tersebut.
"Contoh di UPS Merdeka 2, itu baru melayani tiga titik masyarakat. Tiga titik ini maksudnya bisa RT, RW, atau perumahan," ucap dia.
"(Lalu), kami angkut sampah organiknya untuk kami olah di UPS," lanjut Abdul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.