Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski AI Terinstal di Lampu Merah, Warga Masih Sering Terjebak Macet

Kompas.com - 15/07/2023, 11:24 WIB
Rizky Syahrial,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerapan teknologi artificial intelligence (AI) pada lampu merah di sejumlah persimpangan jalan Jakarta dinilai belum signifikan mengurai kemacetan.

Walaupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah memasang AI di beberapa titik jalan, pengendara di Jakarta masih dihadapi macet setiap harinya.

Pengendara motor bernama Anton (27) menilai, kemacetan di Jakarta masih belum berkurang.

Baca juga: Pemprov DKI Keluarkan Rp 78 Miliar untuk Pasang Teknologi AI di 20 Simpang Jalan

Ia masih sering terjebak macet di Jalan Gatot Subroto saat berangkat kerja dengan kendaraannya.

"Ya masih belum selesai lah masalah macet, menurut saya masih belum berkurang signifikan," ujar Anton saat ditemui Kompas.com, Jumat (14/7/2023).

Anton yang berangkat kerja dari Matraman, Jakarta Timur, kerap terjebak macet saat melewati Pancoran yang mengarah ke Jalan Gatot Soebroto.

Padahal, kawasan itu sudah dipasang teknologi AI yang bertugas untuk mengurai kemacetan.

"Saya kan dari Matraman ya, hampir setiap pagi kalau berangkat kerja alami macet di Jalan Gatot Soebroto," kata Anton.

Baca juga: Jurus Baru Pemprov DKI Urai Kemacetan Ibu Kota, Pasang Teknologi AI di 20 Simpang Jalan dengan Anggaran Rp 78 Miliar

"Dari Tebet ke arah Pancoran juga macet, kalau lewat situ pasti lebih dari 15 menit," tambah dia.

Sama halnya dengan Anton, Tommy (25) masih terkena macet di sejumlah ruas jalan.

Tommy mengatakan, kemacetan di Jakarta malah tambah parah akhir-akhir ini.

"Kalau sekarang malah makin parah menurut saya (kemacetan) enggak berkurang," ujar Tommy.

Salah satu jalan yang ia lewati yakni Jalan Mampang Prapatan arah HR Rasuna Said. Tommy membandingkan pada saat ia kuliah lima tahun yang lalu.

Baca juga: Pemprov DKI Anggarkan Rp 130 Miliar untuk Pasang Teknologi AI di 40 Simpang Jalan

"Kalau beberapa tahun yang lalu ya dari zaman saya kuliah, biasanya saya memakan waktu 30 menit. Sekarang kalau lewat situ sudah satu jam lebih karena macet," tambah dia.

Tommy beranggapan, teknologi AI sekalipun sulit mengurangi kemacetan di Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com