DEPOK, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok menyebutkan, setiap harinya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung menerima 900-1.000 ton kiriman sampah.
Ketinggian sampah di sana mencapai 25 meter. Sementara itu, total sampah di TPA Cipayung hingga saat ini mencapai 3,5 juta metrik ton.
Di satu sisi, anggota Fraksi PKB DPRD Kota Depok Babai Suhaimi menilai, TPA Cipayung sudah tak layak beroperasi karena tingginya tumpukan sampah di sana.
Kepala DLHK Kota Depok Abdul Rahman berujar, setiap hari terdapat sekitar 900-1.000 ton sampah yang dikirimkan ke TPA Cipayung.
"Sekitar 900-1.000 ton (sampah) per hari yang dikirim ke TPA Cipayung. Jadi, yang kami terima (di TPA Cipayung) setiap hari 900-1.000 ton per hari," ujar Abdul, Senin (17/7/2023).
Baca juga: Tumpukan Sampah di TPA Cipayung Setinggi 25 Meter, Totalnya 3,5 Juta Metrik Ton
Saking banyaknya sampah yang dikirimkan ke sana, antrean truk sampah yang hendak membuang muatannya di TPA Cipayung mengular pada Jumat (14/7/2023) siang.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, lebih dari 20 truk sampah mengantre menuju satu-satunya TPA resmi di Kota Depok.
Truk-truk ini mengantre di jalan menuju permukiman dan kawasan pertokoan. Saking panjangnya, antrean truk sampah ini bahkan melewati dua perempatan.
Abdul mengungkapkan, sebenarnya sampah yang dihasilkan di Kota Depok diperkirakan 1.500 ton per hari.
Hal ini dihitung berdasarkan asumsi setiap warga Depok rata-rata menghasilkan 0,67 liter sampah per hari.
"Jadi, dengan 2 juta sekian (warga Depok), itu menghasilkan hampir 1.500 ton sampah per hari," ucapnya.
Baca juga: DLHK Depok Sebut TPA Cipayung Terima 1.000 Ton Sampah Per Hari
Namun, jumlah sampah yang dikirimkan ke TPA Cipayung per harinya tak sampai 1.500 ton.
Sebab, menurut Abdul, sebagian sampah disalurkan ke unit pengolahan sampah, bank sampah, dan diambil pemulung.
Karena itu, jumlah sampah yang dikirimkan ke TPA Cipayung per harinya 900-1.000 ton.
Abdul mengungkapkan, total sampah di TPA Cipayung kini mencapai 3,5 juta metrik ton. Sementara itu, ketinggian sampah di TPA Cipayung kini mencapai 25 meter.
"Kami akumulasi dari luasan dan ketinggian (sampah), perkiraan kami, sekitar 3,5 juta metrik ton (sampah di TPA Cipayung)," ungkap Abdul.
"(Ketinggian sampah) sekitar 25 meter di atas permukaan tanah," imbuh dia.
Padahal, menurut Babai, TPA Cipayung dinilai sudah tak layak dioperasikan. Pasalnya, terjadi penumpukan sampah sejak 2019 di TPA tersebut.
"TPA Cipayung melebihi kapasitas dan sudah tidak layak untuk dijadikan tempat pembuangan sampah," tutur Babai, Rabu (12/9/2023).
Babai menyebutkan, Idris seharusnya membuat tempat pembuangan yang sekaligus mampu mengolah sampah alias tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
Dengan demikian, volume sampah di Depok dapat berkurang.
Menanggapi kritikan Babai, Abdul Rahman mengungkapkan, TPST memang akan dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di TPA Cipayung, Depok.
TPST yang dibangun bakal mengolah sampah menjadi refused-derived fuel (RDF). RDF adalah bahan bakar pabrik semen setara batu bara muda yang diolah dari sampah.
TPST di Kota Depok nantinya mampu mengolah 300 ton sampah per hari menjadi RDF.
"(TPST) bisa mengolah 300 ton sampah per hari yang ada," ucap Abdul.
Baca juga: Pastikan TPST Cipayung Ramah Lingkungan, Pemkot Depok: Kalau Enggak, Masa Dibiayai APBN?
Menurut Abdul, proses pembangunan TPST berlangsung pada tahun ini. Prosesnya dimulai dari pembuatan detail engineering design (DED), lalu dilanjutkan lelang jasa konstruksi.
"Untuk progresnya, 2023 ini akan dilakukan pembuatan DED, basic design, sampai dengan pelelangan (jasa konstruksi), semua dilakukan oleh Kementerian PUPR," ucap Abdul.
Abdul menyebutkan, berdasarkan informasi dari Kementerian PUPR, proses lelang jasa konstruksi akan rampung pada akhir 2023.
Dengan demikian, konstruksi TPST akan dibangun pada 2024 dan berlangsung selama setahun.
Berdasarkan lini waktu tersebut, TPST di TPA Cipayung bakal beroperasi pada 2025.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.