Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jerat Sabu Jadi Bagian Hidup Warga Kampung Boncos...

Kompas.com - 20/07/2023, 16:24 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

Rupanya, saat sedang memandang tanah kosong dekat area penggerebekan itu, seorang anak laki-laki tiba-tiba menghampiri saya.

Ia menanyakan mengapa saya berdiri di tengah lapangan dan melihat-lihat ke arah kampung tersebut. Padahal, matahari sedang terik.

Saya pun hanya bertanya singkat soal letak gubuk yang kemarin menjadi lokasi penggerebekan polisi.

"Oh kirain tadi mau ke belakang (ke Kampung Boncos). Ini," kata dia sambil menunjuk bekas-bekas dinding bata yang hampir rata dengan tanah.

Ternyata pria ini adalah warga asli Kampung Boncos. Perbincangan kami pun mengalir.

Ia bercerita bahwa dirinya ikut membangun gubuk yang kemarin dihancurkan oleh kepolisian tersebut.

"Iya orang sini juga (yang bikin). Awalnya buat tongkrongan, cuman ada orang luar nih yang sering pada transaksi narkoba di sini, agak ada basa-basinya juga, ya udahlah dibikin aja lapak sekalian nyari duit," ujar dia tersenyum kecil.

Dia mengaku sudah lama mencari penghasilan dengan cara tersebut.

Tepatnya mempertemukan calon pembeli dengan penyedia narkoba jenis sabu yang ada di kampungnya.

"(Saya) bukan yang megang barangnya, paling sekadar kalau orang minta tolong beliin kita beliin. Saya kira tadi kakak clingak-clinguk mau minta beliin. Sape nih orang," ujar dia.

Baca juga: 7 Orang yang Ditangkap di Kampung Boncos Positif Sabu

Pria ini berkata, meski ada perasaan takut, ia tetap melakukan pekerjaan tersebut untuk memenuhi perekonomian keluarganya. Ia pun sudah lama berhenti sekolah karena masalah ekonomi.

"Dibilang takut sih takut, cuma ya gimana, kalau enggak begini enggak dapat duit," kata dia sambil menggaruk tengkuknya.

Saat tengah mengobrol, pria berkaus hitam itu ternyata sedang menunggu kliennya yang asyik "nyimeng" sabu di dekat reruntuhan gubuk.

"Kita mah enggak munafik ye, ini aja lagi nungguin yang lagi make (narkoba). Udah kelar noh dia make. Makenya bentar doang," kata dia sambil melihat sekitar.

Ia pun sempat dua kali menawarkan saya untuk ikut berteduh ke salah satu rumah yang ada di kampung itu karena panas matahari semakin menyengat.

Tak heran, jam di tangan saya sudah menunjukkan pukul 14.09 WIB. Namun, saya tetap tak beranjak dari posisi awal.

Baca juga: Seperti Tak Ada Habisnya, Polisi Terus Gempur Peredaran Narkoba di Kampung Boncos

Pria itu melanjutkan ceritanya. Ia mengaku sudah terbiasa memantau keadaan sekeliling jika ada klien yang sedang "nyimeng" karena mendapat uang tambahan, di luar jatah sebagai calo.

"Kan dia kasih kita uang Rp 10.000, kita bantuin dia aja lihatin (kondisi sekeliling) aja sih. Jaga-jaga aja, takut pas lagi ngisep tiba-tiba kek kemaren lagi gerebek," ujar pria ini menutup percakapan kami siang itu.

Percakapan kami saat itu pun harus terhenti karena ia harus menemui klien yang dimaksud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com