BEKASI, KOMPAS.com - Sidang kasus serial killer Wowon dkk menghadirkan dua dokter forensik sebagai saksi yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi, Selasa (1/8/2023).
Mereka adalah dokter forensik RS Polri Kramatjati Arfiani Ika dan Farah Primadani Kaurow, yang mengotopsi tiga jenazah korban Wowon dkk.
Arfiani mengotopsi dua jenazah Ridwan Abdul Muiz (23) dan Muhammad Riswandi (17), sedangkan Farah mengotopsi jenazah Ai Maimunah (40).
Ketiga jasad itu diracuni oleh terdakwa Wowon Erawan, Solihin, dan Dede Solehudin, di sebuah rumah kontrakan di Bekasi, pada Januari 2023.
Baca juga: Duloh Ungkap Kronologi Pembunuhan Terhadap Anak Kandung Wowon: Dicekik dan Dibekap
Di depan Majelis Hakim, Arfiani dan Farah menjelaskan hasil penemuan dari otopsi ketiga jenazah:
Kekurangan oksigen
Arfiani Ika menemukan tanda-tanda kekurangan oksigen saat melakukan otopsi terhadap dua jenazah Ridwan dan Riswandi.
"Ditemukan tanda-tanda kekurangan oksigen, sama seperti almarhumah (Ai Maimunah). Itu jaringan kulit berwarna ungu, lehernya tampak lebih gelap, seperti itu," kata Arfiani.
Sementara itu, lanjut Arfiani, wajah dari jenazah Ridwan juga sudah tampak gelap. Begitu juga dengan korban lainnya.
Dari hasil pemeriksaan mendalam Arfiani dan tim dokter umum forensik, korban Ridwan tidak menderita penyakit apa pun.
Zat pestisida merusak lambung
Selain perubahan jaringan warna kulit serta tanda kekurangan oksigen, Arfiani dan Farah juga menemukan kandungan senyawa Aldikarb dan kafein dalam lambung korban.
"Kami sudah berkoordinasi dengan dokter umum forensik dan sama hasilnya kami juga mendapatkan bahwa didapatkan kandungan Aldikarb dan kafein pada sampel lambung korban," jelasnya.
Baca juga: Sekeluarga di Bantargebang Diracun Pakai Pestisida dan Racun Tikus
Akibat zat pestisida itu, lambung ketiga korban mengalami kerusakan. Kerongkongan dan saluran usus juga berwarna kemerahan menuju hitam.
"Pertama, langsung mengecek pencernaan dari kerongkongan sampai usus salurannya itu warna merah kehitaman, jadi rusak. Untuk lambung juga, karena setelah kami ambil sampel, cairannya berwarna hitam pekat," tutur Arfiani.