JAKARTA, KOMPAS.com - Sosok DE, tersangka teroris sekaligus karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) akhirnya terungkap.
Seperti diketahui, DE ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (14/8/2023), pukul 13.17 WIB.
Berikut ini adalah sejumlah fakta mengenai sosok DE yang diungkap oleh beberapa pihak:
Baca juga: Densus 88 Sita 16 Senpi dari Karyawan KAI Tersangka Teroris, Begini Penampakannya
Vice President Public Relation KAI, Joni Martinus mengungkapkan, DE merupakan seorang petugas langsir di salah satu stasiun di Jakarta.
Adapun petugas langsir bertugas memandu pergerakan rangkaian kereta, gerbong, atau hanya lokomotif untuk berpindah jalur rel.
"Bertugas di bagian operasional sebagai petugas langsir di Stasiun Jakarta Kota," kata Joni, dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (15/8/2023).
Joni menyampaikan, DE selalu berdinas sesuai prosedur dan tidak pernah ada masalah kedinasan.
DE, kata Joni, selalu tertib dan tidak pernah meninggalkan kedinasan tanpa keterangan.
Baca juga: Karyawan PT KAI Tersangka Teroris Diduga Jual-Beli Senjata Api di Marketplace
Dalam kesehariannya, kata Joni, DE merupakan orang yang suka berbaur dan berinteraksi dengan teman seprofesinya.
"DE pembawaannya selalu berbaur dan berinteraksi dengan rekan-rekan kerja, dan tidak tertutup," ucap Joni.
Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Aswin Siregar mengungkapkan, DE merupakan pendukung kelompok militan ekstremis Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," ungkap Aswin, Senin.
Aswin menyebut DE pernah membuat unggahan dalam media sosial Facebook berupa poster digital berbahasa Arab dan Indonesia kepada pimpinan ISIS, yakni Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Baca juga: Densus 88: Karyawan BUMN Terduga Teroris di Bekasi Pendukung ISIS
Menurut Aswin, unggahan tersebut berisikan teks pembaruan baiat.
Selain itu, Aswin menambahkan, DE juga tergabung dalam grup media sosial Telegram bernama BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R.
Grup itu adalah grup khusus penggalangan dana.
"Dirinya juga merupakan admin dan pembuat beberapa channel Telegram 'Arsip Film Dokumenter dan Breaking News' yang merupakan channel update teror global yang di terjemahkan dalam bahasa Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut Aswin mengungkapkan bahwa DE sudah terafiliasi kelompok terorisme selama 13 tahun.
Baca juga: Tersangka Teroris di Bekasi Masuk KAI Setelah Berbaiat ke ISIS, Total 13 Tahun Terafiliasi Terorisme
Namun, dia lebih dahulu menjadi pengikut Mujahidin Indonesia Barat (MIB) dan ISIS sebelum menjadi karyawan PT KAI.
DE, kata Aswin, mulai bergabung ke kelompok teror MIB pimpinan WM sejak tahun 2010.
“Pertama, dia bergabung dengan MIB di Bandung menjadi jamaah WM yang sudah ditangkap itu, kemudian 2014 dia menyatakan baiat tunduk kepada amir ISIS, kemudian 2016 baru dia terdaftar sebagai karyawan PT KAI,” kata Aswin di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Aswin menjelaskan, sejak menjadi pengikut ISIS, DE aktif dalam melakukan propaganda lewat media sosialnya.
Dia kerap mengunggah soal imbauan atau ajakan melakukan aksi terorisme.
Bahkan, ia juga pernah merencanakan aksi amaliah atau penyerangan ke Mako Brimob dan Markas TNI.
Baca juga: Berbaiat ke MIB dan ISIS, Karyawan KAI Tersangka Teroris Diduga Lakukan Aksi Sendiri
“Sekitar tiga minggu ke belakang puncaknya bahwa yang bersangkutan terlihat giroh (hasrat)-nya semakin tinggi dengan menyebarkan ajakan atau imbauan untuk amaliah atau untuk melakukan aksi terorisme,” tuturnya.
(Penulis: Abdi Ryanda Shakti (Tribunnews.com), Rahel Narda Chaterine, Firda Janati | Editor: Muhammad Zulfikar (Tribunnews.com), Novianti Setuningsih, Diamanty Meiliana, Ihsanuddin).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.