Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Haru Agus Dapat Remisi Bebas, Menangis Dipeluk Karutan Salemba...

Kompas.com - 17/08/2023, 20:46 WIB
Xena Olivia,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Negara Kelas I Salemba, Jakarta Pusat, bernama Agus (38) tak kuasa menahan tangis usai mendapatkan remisi bebas murni, Kamis (17/8/2023).

Matanya memerah dan berkaca-kaca. Kepala Rutan (Karutan) Salemba Fauzi Harahap dan petugas rutan lain memeluknya setelah memberikan map berisi surat keterangan remisi.

Pria yang sebelumnya bekerja sebagai juru parkir itu mengaku senang mendapat remisi dalam rangka HUT ke-78 RI.

“Senang banget, senangnya enggak terhingga. Enggak bisa diungkapkan,” kata Agus saat diwawancarai usai upacara HUT RI.

“Sebelumnya enggak tahu bakal dapat remisi,” lanjut dia.

Baca juga: Warna-warni Upacara HUT RI di Rutan Salemba, Petugas Pakai Baju Adat Beragam Daerah

Agus dijebloskan ke Rutan Salemba usai mendapat vonis 10 tahun atas tindak pidana yang dilakukannya sekitar tahun 2016.

Dia telah menjalani hukuman selama enam tahun 10 bulan, sebelum akhirnya mendapat remisi bebas.

Agus mengatakan, hal pertama yang akan dilakukan setelah pulang ke rumah adalah berziarah dan sungkem kepada orangtuanya.

“Kangen berat banget sama keluarga,” tutur Agus.

Banyak kontribusi di rutan

Secara terpisah, Karutan Fauzi mengapresiasi kontribusi Agus selama menjadi warga binaan di Rutan Salemba. Fauzi melihat Agus benar-benar bertobat.

Agus begitu mengabdikan diri dengan cara ikut menjaga keamanan, turut serta membersihkan lingkungan, dan mengikuti serta mengawal setiap kegiatan ibadah.

“Dia anak pramuka yang memang dari kesehariannya kami melihat bahwa pertobatannya itu jelas kelihatannya. Contoh kayak taman, dia bantu menyiram. Semua kegiatan ibadah dia ikut serta,” ujar Fauzi kepada wartawan.

“Baik (mengikuti) kegiatan Islam, lalu dia di kegiatan ibadah Kristen ikut mengawal. Terus, di vihara juga dia membentuk pengamanan,” lanjut Fauzi.

Baca juga: 1.035 Napi Rutan Salemba Dapat Remisi Kemerdekaan, Ada 43 yang Langsung Bebas

Menurut Fauzi, hal yang dilakukan Agus adalah cara untuk memperbaiki diri dan menghapus kesalahannya.

“Dengan harapan dia, kesalahan itu bisa diampuni Yang Maha Kuasa,” tutur Fauzi.

Fauzi juga menilai Agus memiliki integritas tinggi. Sebab, Agus sangat ramah kepada semua orang dan siap membantu dalam segala hal.

“Luar biasa (punya integritas tinggi) dan sangat ramah kepada orang tua, kepada yang muda. Dalam kurun waktu sampai dia hari ini bebas, kami tidak menemukan tingkat kesalahan yang dilakukan,” jelas Fauzi.

Baca juga: Rayakan HUT RI, Napi Lapas Salemba Lomba Panjat Pinang

Fauzi berharap, masyarakat bisa kembali menerima Agus atas perbaikan diri yang telah dilakukannya.

“Dia sudah menerima hukuman atas perbuatannya. Ke depan, dia menjadi anak bangsa yang beradab. Juga berharap dia bisa menjadi bagian dari pembangunan bangsa,” tutur Fauzi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com