Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapkan "Hybrid Working", Pemkot Jaktim Wajibkan ASN yang WFH Kirim Foto 2 Jam Sekali

Kompas.com - 25/08/2023, 05:44 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur menerapkan hybrid working bagi aparatur sipil negara (ASN).

Kebijakan itu diterapkan berdasarkan arahan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi terkait 50 persen ASN bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

"Kami menyesuaikan dengan apa yang disampaikan oleh Pj Gubernur, kami WFH 50 persen," ujar Wali Kota Jakarta Timur M Anwar di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Kamis (24/8/2023).

Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup Depok Sebut WFH Belum Diperlukan untuk Atasi Polusi Udara

Hybrid working merupakan langkah untuk mengurangi kemacetan dan polusi udara.

Selain itu, hybrid working juga diterapkan sebagai langkah untuk mendukung lancarnya penyelenggaraan KTT ASEAN pada 5-7 September 2023.

Anwar mengatakan, WFH akan dilakukan sampai 21 Oktober 2023.

Terkait apakah hal tersebut akan dilanjutkan atau tidak setelah 21 Oktober, Anwar masih menunggu arahan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Meski saat ini diberlakukan hybrid working, bukan berarti ASN bebas dari rapat secara tatap muka jika diperlukan.

"Kami melakukan hybrid working, tetapi tidak semua diundang (rapat luring). Hanya perangkat tertentu saja, seperti camat dan lurah karena terkait kewilayahan," kata dia.

Kirim foto dua jam sekali

Anwar tidak menampik bahwa penerapan WFH 50 persen memungkinkan para ASN berbuat "nakal" alias jalan-jalan pada jam kerja.

Guna mencegah hal tersebut, Pemkot Jakarta Timur menerapkan aturan mengirim foto setiap dua jam sekali.

"Per dua jam, mereka mengirim dokumentasi (foto) per lokasi dan tanggal, sehingga mereka tidak bisa beralasan lagi," tutur Anwar.

Baca juga: Masih Buntunya Lobi-lobi Heru agar Swasta Terapkan WFH Saat KTT ASEAN 2023

Ia melanjutkan, WFH bukan berarti ASN dapat berkeliaran ke luar rumah. Sebab, ia kembali mengingatkan, hybrid working juga dilakukan untuk menekan polusi udara.

"Kalau kendaraan berkurang banyak, otomatis kemacetan berkurang dan karbon yang dibuang juga berkurang," kata Anwar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Polisi Ungkap Alasan Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah: Merasa Dijauhi Teman

Megapolitan
Siswa yang 'Numpang' KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Siswa yang "Numpang" KK di DKI Tak Bisa Daftar PPDB Tahun Ini

Megapolitan
Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Sudah Berusia 70 Tahun, Mian Pesimistis Pemprov DKI Beri Pekerjaan buat Jukir Liar Lansia

Megapolitan
Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Kronologi Siswa SMP di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Disdik DKI Buka Pendaftaran Akun PPDB Jakarta Mulai Hari Ini

Megapolitan
Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Mayat Wanita Kenakan Kaus Gucci Ditemukan di Selokan Kawasan Bekasi, Ada Luka di Jidat dan Dahi

Megapolitan
Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Polisi Tangkap 2 Pria yang Sekap Perempuan di Apartemen Kemayoran, Satu Pelaku Hendak Kabur

Megapolitan
PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

PAM Jaya Buka Seleksi Calon Management Trainee PAMANAH Future Leader Batch 2, Diikuti 1.087 Peserta

Megapolitan
Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Siswa SMP di Jaksel Diduga Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Seorang Wanita Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Sempat Ditutup Pengelola Mal, Jalan Tembus Menuju Pasar Jambu Dua Dibuka Pemkot Bogor

Megapolitan
Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang 'Nanggung'

Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Jukir Liar Minimarket: RW yang "Nanggung"

Megapolitan
Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Dianggap Mengganggu Warga, Restoran di Kebon Jeruk Ditutup Paksa Pemilik Lahan

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Jemaah Haji Asal Bogor Diimbau Waspada dan Jaga Kesehatan

Megapolitan
Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Tiap Hari, Jukir Liar Minimarket di Koja Mengaku Harus Setor ke RW

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com