JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengimbau warga lanjut usia (lansia) agar mengurangi aktivitas di luar ruang di tengah buruknya kualitas udara.
Imbauan ini juga ditujukan kepada para orangtua agar mengurangi aktivitas di luar ruang ketika bersama bayi atau balitanya, jika tidak terlalu penting.
"Karena anak anak balita lansia itu kelompok rentan jadi memang harus siap apabila kualitas udara kurang baik," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (29/8/2023).
Baca juga: Kualitas Udara di Jakarta Pagi Ini Terburuk Kedua di Dunia, Lebih Parah Dibanding Kemarin
Menurut Ani, balita dan lansia tidak hanya berpotensi terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Tetapi juga penyakit lainnya akibat polusi udara.
"Jadi tidak hanya terhadap ISPA, tapi penyakit lain mereka juga rentan," kata Ani.
Karena itu, Ani juga mengingatkan masyarakat agar memakai masker saat beraktivitas, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
"Yang paling penting menjaga daya tubuh kita tetap baik, jadi kalau bayi balita pastikan imunisasi lengkap, gizi seimbang dan itu sangat membantu," kata Ani.
Baca juga: Warga DKI Jakarta Disebut Terkena Dampak Polusi Udara akibat Lemahnya Fungsi Pengawasan Pemprov
Berdasarkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, terdapat 41.000 balita di Ibu Kota terkena ISPA dalam sebulan. Hal ini disebabkan oleh kualitas udara yang kurang baik.
Data tersebut berdasarkan catatan Dinas Kesehatan pada Juni dan Juli 2023. Sedangkan untuk Agustus 2023 masih dalam proses pendataan.
Untuk diketahui, kualitas udara di Jakarta masih buruk. Pada Selasa (29/8/2023) pagi, DKI menjadi kota dengan kualitas udara kedua terburuk di dunia.
Dikutip dari laman IQAir pukul 07.00 WIB, US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara di Ibu Kota tercatat berada pada angka 168.
Baca juga: Warga Rusunawa Marunda Kecewa dengan Sikap Pemprov DKI Tangani Pencemaran Debu Batu Bara
Posisi pertama ditempati oleh Dhaka, Bangladesh, dengan indeks 169. Lalu, terburuk ketiga di dunia adalah Dubai, Uni Emirat Arab, dengan indeks 162.
Indeks kualitas udara hari ini tercatat lebih parah dibanding Senin (28/8/2023) yang di angka 149.
Adapun konsentrasi polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini PM 2.5 dengan nilai 88,4. Konsentrasi tersebut 17,7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.