Berdasarkan kesaksian Hamdi dan Pardi, kelompok remaja yang datang dari Cijantung membawa sajam berupa celurit dan parang.
Hamdi menuturkan, ada kemungkinan celurit sudah dimodifikasi karena bentuknya lebih panjang daripada yang ia ketahui.
Para pelajar yang membawa sajam berhamburan ke jalanan dan berlari ke arah gang samping Gor Ciracas untuk mengejar kelompok lawannya.
"Dari sini (gang sebelah Gor Ciracas) anak-anaknya pada keluar bawa bambu," ungkap Hamdi.
Lantaran dikejar sekelompok remaja yang membawa sajam, anak-anak yang keluar dari gang itu pun lari terbirit-birit.
Baca juga: Puluhan Remaja Bercelurit Tawuran di Pasar Rebo, Saksi: Lawannya Bawa Bambu
Saat kedua kelompok berada di ujung gang, kata Pardi, terjadi aksi pelemparan petasan. Namun, ia tidak mengetahui pasti pihak mana yang melemparnya.
"Enggak tahu mereka saling kejar sampai mana, kemarin pas polisi pada ke sini mereka sudah pada bubar," ungkap Pardi.
Bikin pedagang waspada
Hamdi dan Pardi langsung mengamankan gerobak supaya tidak menjadi target salah sasaran.
Sebab, dua kepala keluarga ini sama-sama menggantungkan nasib dengan berdagang.
"Saya langsung dikasih tahu sama tukang parkir, katanya 'Pak! Minggir dulu! Mau ada tawuran!'" ujar Hamdi.
"Saya langsung tarik gerobak ke dekat pagar (Gor Ciracas). Saya sama pedagang lainnya pada disuruh minggir dulu sama dia," sambung dia.
Baca juga: Tawuran Pecah di Pasar Rebo, Pedagang Langsung Amankan Gerobaknya
Berbeda dengan Hamdi, Pardi sudah melihat anak-anak itu dari jauh. Jadi, dia langsung mengamankan gerobak ke arah pagar.
Pada tawuran kemarin, para pelaku tawuran tidak melirik sedikit pun ke arah mereka dan warga lainnya yang menonton.
Hamdi dan Pardi bersyukur atas hal tersebut lantaran para remaja itu hanya berfokus pada lawannya. Namun, bukan berarti mereka tidak waspada.