"Subsidi di sini, Rp 150.000 per bulan, dan umum di sini sekitar Rp 300.000 per bulan. Tapi, ketika dia loncat ke Nagrak, yang subsidi itu sekitar Rp 550.000, kalau yang umum, antara Rp 750.000 sampai Rp 800.000. Ya beban," ujar Maulana kepada Kompas.com, Senin.
Oleh karena itu, Maulana meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengabulkan permintaan dari warga.
"Jauh banget. Makanya mereka merasa, 'ya sudah, kami kan masyarakat DKI, toh dibantu. ini pun uang kami juga, Pemprov DKI kan dapat uang APBD dari pajak. Tolong dibantu ini masyarakat kecil ketika memang direlokasi ke sana, ya sudah, disubsidi semua'," imbuhnya.
Baca juga: Atap Beton Rusunawa Marunda Blok C5 Ambruk, Warga: Bangunan Sedikit Keropos
Untuk pembayaran Rp 150.000 saja, ujar Maulana, tidak sedikit warga banyak yang menunggak.
"Apalagi, Rp 500.000 dan dibebankan oleh bayar 3 bulan untuk uang jaminan? Nah, itu beban mereka sebenarnya," katanya.
Adapun relokasi ini dilakukan Pemprov DKI setelah insiden atap beton Rusunawa Marunda Blok C5 ambruk pada Rabu (30/8/2023).
Berdasarkan hasil rekomendasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bangunan Rusunawa Marunda Blok C sudah tidak layak huni dan membahayakan warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.