Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penganiayaan Perempuan oleh Preman di Kramatjati Ternyata karena Salah Orang

Kompas.com - 06/09/2023, 05:07 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penganiayaan perempuan berinisial S oleh laki-laki berinisial N di Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (2/9/2023) malam, disebabkan pelaku salah mengenali orang.

Sebelumnya, sebuah video viral dengan narasi seorang perempuan dianiaya preman.

"Kasus video viral yang beredar di Instagram terkait adanya penganiayaan berawal dari salah paham saat korban bersama temannya sedang makan," ungkap Kapolsek Kramatjati Kompol Rusit ketika dikonfirmasi, Selasa (5/9/2023).

Baca juga: Polisi Selidiki Kasus Penganiayaan Perempuan oleh Preman di Kramatjati

Saat sedang asyik makan, S dan temannya berinisial PLO tiba-tiba ditanya oleh N yang berdagang di dekat warung tempat mereka makan.

Pelaku bertanya apakah S adalah A yang merupakan kekasih I. Namun, S menjawab bukan dan menyebutkan namanya.

Mendengar jawaban itu, N langsung naik pitam dan langsung menendang S. Area tersebut langsung ramai karena S berteriak-teriak minta tolong.

"Korban teriak minta tolong seperti di video. Lalu dilerai saksi OM. OM berusaha mendamaikan dan meminta video dihapus," ungkap Rusit.

S menjawab bahwa video sudah dihapus. Ia dan PLO pun kembali ke rumah.

Baca juga: Ada Rekayasa Lalin Pengamanan KTT ASEAN, Polisi: Kami Bukan Mempersulit

"Namun, korban kesal. Hasil rekaman belum dihapus. Korban lalu memviralkannya di TikTok," ujar Rusit.

Walhasil, media sosial pun ramai. Warganet mengira bahwa kasus belum selesai.

Padahal, kasus telah diselesaikan secara kekeluargaan. S dan N sepakat untuk berdamai.

"Atas kejadian tersebut, korban mengalami rasa sakit pada pinggang sebelah kanan," pungkas Rusit.

Sebelumnya, dalam video tersebut, perempuan yang merupakan teman korban mengatakan bahwa mereka hanya sekadar makan di warung makan.

Baca juga: Warga Terima Ganti Rugi Ledakan Tangki Gas PT Migas di Bekasi

Pada detik-detik awal video, terduga korban yang mengenakan baju kuning dipegang kerahnya oleh laki-laki itu.

"Ya saya ditendang saya enggak terima, lah!" kata perempuan itu sebelum berteriak-teriak minta tolong.

Laki-laki itu langsung menarik perempuan itu seperti hendak membawanya ke suatu tempat. Namun, ada laki-laki lain yang melerai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com