JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta menduduki peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk di Asia Tenggara, Rabu (6/9/2023), bertepatan dengan hari kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN 2023 di Ibu Kota.
Sementara itu, di tingkat global, DKI Jakarta menempati peringkat tiga untuk kualitas udara terburuk.
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 14.10 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta menyentuh angka 157.
Baca juga: Jam Penutupan Jalan KTT ASEAN Hari Ini, Masyarakat Diminta Gunakan Rute Alternatif
Polutan tertinggi dalam udara DKI Jakarta hari ini yakni PM 2.5, dengan nilai konsentrasi 67 mikrogram per meter kubik (µg/m³ ).
Konsentrasi polutan tersebut 13,4 kali lebih besar dari nilai panduan kualitas udara tahunan World Health Organization (WHO).
Sementara itu, suhu di Jakarta pada siang ini 32 derajat celsius, kelembapan 43 persen, gerak angin 14,3 km/h, dan tekanan 1010 milibar.
Adapun angka kualitas udara di Jakarta didapat dari 24 kontributor dan enam sumber data, yakni dari PurpleAir, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), AirNow, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Situs IQAir merekomendasikan masyarakat untuk mengenakan masker, menghidupkan penyaring udara, menutup jendela, dan hindari aktivitas outdoor agar terhindar dari udara luar yang kotor.
Adapun kota dengan udara terburuk di dunia siang ini yakni Lahore, Pakistan, dengan indeks 169.
Sementara itu, Kota Doha, Qatar, menduduki peringkat dua dengan indeks kualitas udara 160.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.