Pasalnya, anak-anak itu sudah cukup lama mengganggu ketertiban. Namun, ia juga merasa khawatir dituduh sebagai pelapor.
"Positifnya, adanya penggerebekan itu bagus, ada efek jera. Tapi sisi negatifnya, kami (warga yang tinggal di sekitar tempat para remaja nongkrong) takut dikira jadi pelapor, padahal bukan kami," jelas dia di lokasi, Minggu (17/9/2023).
Saat penggerebekan terjadi, Isman mendengar suara keramaian dari dalam kediamannya. Saat memeriksa keluar, ia melihat sejumlah anggota kepolisian.
Mulanya, ia mengira telah terjadi pencurian mobil. Sebab, lokasi para remaja itu nongkrong adalah teras sebuah bangunan yang dijadikan sebagai tempat penyewaan garasi mobil.
"Kirain saya ada maling mobil sekitar jam 23.00-an WIB, tahunya penggerebekan. Katanya sih semalam ada yang akhirnya melapor, cuma enggak tahu siapa," Isman berujar.
Saat penggerebekan berlangsung, Isman sempat melihat ketika beberapa remaja berlarian kabur.
Dari wajah anak-anak yang sempat ia lihat, ia tidak mengenal mereka karena wajahnya asing di perumahan itu.
Dengan adanya penggerebekan itu, ia berharap agar lokasi tersebut tidak lagi dijadikan sebagai tempat nongkrong para remaja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.