JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah puluhan tahun Agus Sulaiman (62) menjadi petugas satuan keamanan lingkungan (satkamling) di RW 06 Kelurahan Cideng, Gambir, Jakarta Pusat.
Ada berbagai tantangan yang ia hadapi selama menjadi petugas keamanan lingkungan.
“Utamanya sih, harapan sebagai petugas keamanan jangan sampai ada tantangan. Selama saya menjalani sebagai petugas keamanan, tahun 1980-an itu masih banyak pencuri,” kata Agus saat diwawancarai Kompas.com di depan Poskamling RW 06 Cideng, Selasa (19/9/2023).
Baca juga: Cerita Agus Lebih Dari 45 Tahun Jadi Petugas Satkamling, Ikhlas Bekerja Meski Gaji Seadanya
Karena itu, Agus tak begitu terkejut saat mengetahui akhir-akhir ini marak pencurian kaca spion mobil. Sebab, dia pernah mendapati maling yang mencuri pemutar musik (tape) di mobil.
“Kalau dulu tape mobil mahal, (pencurian spion) enggak seberapa,” ungkap dia.
Bagi Agus, kewajiban untuk tetap terjaga semalaman hingga pagi bukan masalah. Meski sulit, dia bisa melakukannya.
“Justru saya kalau tugas enggak pernah tidur. Kalau dibilang susah, ya memang susah. Tapi, kalau sudah terbiasa, ya fine-fine saja buat saya pribadi,” tutur Agus.
Agus juga bercerita bahwa dia tak pernah minum kopi untuk menahan rasa kantuk selama bertugas.
“Buat saya, yang wajib teh manis panas. Harus manis, enggak pernah ngopi,” ujar dia sambil mengacungkan gelas berisi teh miliknya.
Baca juga: Kompaknya Warga RT 02 Lenteng Agung Meronda demi Cegah Tawuran...
Agus juga berujar, satkamling bisa menjadi sarana bagi warga berkumpul dan bersilaturahmi, selain untuk menjaga lingkungan setempat.
Namun, menurut dia, terkadang petugas satkamling atau penjaga keamanan cenderung diremehkan oleh warga.
“Kepenginnya begitu, warga enggak cuek-cuek bebek tentang masalah lingkungan. Jadi bisa ketemu, ngobrol bareng, sharing,” terang Agus.
“Tapi kami sadar diri juga, 'Orang keamanan (seolah) pantas diinjak', yang diinikan (dipikirkan) oleh warga seperti itu. Keamanan itu ya apa, sih? Paling hanya selagi butuh aja panggil, ‘Pak Keamanan! Pak Hansip!’. Setelah itu, ya sudah,” lanjut dia.
Baca juga: Cerita Ketua RT di Lenteng Agung, Susah-susah Gampang Ajak Warga Ikut Meronda
Kendati demikian, sejak 1978 menceburkan diri sebagai petugas keamanan, semangat Agus tak pernah padam.
Ketika ditanya apakah ia bahagia, pria tiga anak itu tersenyum.
“Bagaimana enggak bahagia? Saya sudah punya cucu empat, hampir lima. Alhamdulillah, harus bersyukur. Harus selalu bersyukur,” ujar dia.
“Saya mendapatkan rezeki harus bersyukur, karena Allah mungkin memberikannya hanya segitu. Tapi mungkin, di lain waktu rezeki saya bertambah. Enggak pernah saya harus ada rasa penyesalan atau gimana, karena rezeki saya di situ,” tutur Agus.
Dia juga mengaku akan terus melanjutkan pekerjaannya selama mungkin.
“Selama tenaga saya masih ready, masih kuat, selalu siap. Tanpa diberhentikan Pak RW, saya selalu siap membantu wilayah RW 06 Kelurahan Cideng,” kata Agus.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.