Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegiatan Prostitusi Anak di Jakarta Tetap Muncul meski Terus Diberantas

Kompas.com - 25/09/2023, 12:27 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti jamur, bisnis haram prostitusi anak di bawah umur di Ibu Kota Jakarta terus bermunculan.

Padahal, pihak kepolisian tak pernah berhenti memberantas dan menangkap para muncikari yang menjadi otak dari bisnis ini.

Pada kasus terbaru, Polda Metro Jaya menangkap seorang muncikari berinisial FEA (24) yang menjajakan 21 anak di bawah umur lewat media sosial.

Dalam menjalankan aksinya, FEA menawarkan anak-anak di bawah umur menjadi penjaja seks ilegal dengan tarif mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 8 juta per jamnya.

Adapun FEA disebut mendapat bagian sebesar 50 persen dari setiap transaksi prostitusi anak di bawah umur tersebut.

Praktik ini telah FEA jalankan selama lima bulan, terhitung sejak April hingga September 2023.

Baca juga: Kasus Prostitusi Anak Online di Jakpus, Muncikari Panggil Korban yang Dipilih Pelanggan

"Awal mula bisa masuk dan mengenal tersangka dari jaringan pergaulan. Sebagian besar anak korban masih sekolah," ujar Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak.

FEA "memasarkan" korban-korban itu di media sosial. Setelah mendapat pelanggan, FEA langsung memanggil korban terpilih.

Polisi sementara mengamankan dua anak, yang menjadi korban prostitusi muncikari FEA. Ade Safri Simanjuntak mengatakan, dua anak yang diamankan polisi berinisial SM (14) dan DO (15).

"Adapun korban atau anak yang menjadi korban tindak pidana dimaksud, sebanyak dua orang," ujar Ade.

Ia mengatakan, keduanya kini ditangani ke Pusat PelayananTerpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) DKI Jakarta.

"Mereka dibawa ke safe house P2TP2A untuk penanganan tindak lanjut terhadap anak korban," jelas dia.

Baca juga: Bukti Prostitusi di Gang Royal Tak Bisa Diselesaikan Hanya dengan Hancurkan Bangunannya

Pengulangan kasus serupa

Adapun kasus prostitusi anak serupa juga pernah terjadi tepat setahun lalu.

Kepolisian mengungkap kasus prostitusi anak di salah satu hotel di Jalan Jaha, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (22/9/2022) dini hari.

Muncikari menawarkan jasa prostitusi online perempuan yang masih di bawah umur kepada para hidung belang itu melalui aplikasi MiChat dari berbagai ponsel.

Pelaku merekrut anak perempuan yang keluarganya tak harmonis atau broken home dan tidak mendapat perhatian orangtua.

Pendekatan ini memuluskan muncikari untuk merekrut korban-korbannya.

Penetapan tarif juga dilakukan pada prostitusi yang terungkap setahun lalu di Pasar Minggu. Muncikari menerapkan tarif berbeda bagi korban kepada pria hidung belang untuk sekali kencan.

Baca juga: Polisi Cari Kemungkinan Pelaku Lain pada Kasus Prostitusi Anak di Medsos

"Penawarannya untuk para korban kepada pelanggan itu kurang lebih Rp 300.000 sampai dengan Rp 800.000, untuk sekali main," ujar Wakapolres Metro Jakarta Selatan AKBP Haru saat itu.

Mundur lagi setahun ke belakang, pada Oktober 2021, pihak kepolisian mengungkap kasus prostitusi online anak di bawah umur di Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan.

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Azis Andriansyah saat itu mengatakan, para pengguna jasa prostitusi anak di bawah umur menggunakan tempat di kamar yang digunakan pelaku.

Bahkan salah satu korban yang masih berusia 16 tahun mengaku kepada polisi sudah melayani pria hidung belang lebih dari 17 kali.

Semua berawal dari medsos

Kesamaan dari kasus-kasus prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur adalah sama-sama menggunakan medsos.

Medsos sama-sama digunakan baik sebagai sarana media promosi maupun sarana penjajakan muncikari terhadap calon korbannya.

Baca juga: Polisi Bakal Panggil Pengelola Tower Apartemen di Pulo Gebang Terkait Prostitusi Anak

Menurut psikolog anak Ghianina Yasira Armand, BSc Psychology, MSc Child development, sekitar 150.000 anak Indonesia dilacurkan dan diperdagangkan untuk tujuan seksual.

Ghianina melihat, maraknya prostitusi anak dapat mengindikasikan bahwa di masyarakat banyak permintaan yang akhirnya membuat pihak-pihak tertentu berusaha menjawab kebutuhan.

"Adapun kebutuhan yang ada di masyarakat dijadikan sebuah peluang bisnis untuk mencari keuntungan pribadi," kata Ghiana.

Upaya negara untuk menanggulangi kondisi prostitusi anak dengan salah satunya menangkap sindikat sangat perlu diperhatikan dan lebih ditingkatkan.

Namun di luar itu, faktor lingkungan dan keharmonisan keluarga juga menjadi penentu anak dapat terbentengi dari jeratan perdagangan untuk tujuan seksual.

Melihat kasus-kasus yang sama, para muncikari mengincar anak-anak perempuan dari keluarga yang tidak harmonis sebagai calon korban mereka.

Itu berarti selain pekerjaan pihak berwajib untuk memberantas praktik ini, pihak keluarga juga perlu membentengi anak-anak mereka dari kemungkinan jeratan bisnis prostitusi di bawah umur.

(Tim Redaksi: Muhammad Isa Bustomi, Rizky Syahrial, Dani Prabowo, Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Gloria Setyvani Putri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Jalan Terjal Ahok Maju Pilkada Jakarta 2024, Pernah Kalah Pilkada DKI 2017 dan Calon Lawan yang Kuat

Jalan Terjal Ahok Maju Pilkada Jakarta 2024, Pernah Kalah Pilkada DKI 2017 dan Calon Lawan yang Kuat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com