BEKASI, KOMPAS.com - Pihak Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Babelan, Kota Bekasi, melakukan monitoring terhadap siswa kelas 9 yang kedapatan melakukan bully kepada adik kelasnya.
Humas SMPN 1 Babelan Maradum Tambunan menuturkan, terdapat dua siswa kelas 9 dinyatakan sebagai pelaku perundungan terhadap enam siswa kelas 7 dan 8.
"(Pelaku) masih (diperbolehkan sekolah) tetapi oleh pihak sekolah dilakukan pembinaan khusus yang terprogram melibatkan tiga unsur, dari BK (bimbingan konseling), kesiswaan dan guru agama," ucap Maradum saat dikonfirmasi, Selasa (29/9/2023).
Pembinaan itu mulai berjalan setelah adanya mediasi yang dihadiri orangtua kedua belah pihak pada Senin (25/9/2023).
Baca juga: 8 Siswa SMPN 1 Babelan Jadi Korban Perundungan, Wajah Disabet Sandal oleh Kakak Kelas
"Di antara bentuk pembinaan, kehadiran dan kepulangannya kami monitor," imbuhnya.
Bukan hanya untuk para pelaku bullying, seluruh siswa juga diajak untuk saling menyayangi teman sekolah.
"Secara berkala kesiswaan ajak ngobrol, ada penayangan video sayang teman dan dampak perundungan dan kegiatan spritual oleh guru agama. Demikian yang diprogramkan sekolah," jelas dia.
Program tersebut akan terus diterapkan pihak sekolah untuk menghindari bentuk kekerasan apapun yang terjadi di lingkungan sekolah.
Baca juga: Merundung Adik Kelas, Siswa SMPN 1 Babelan Mengaku Lanjutkan Tradisi
"Program pembinaan ini efektif mulai Senin. Dua hari ini berjalan baik-baik saja. Mudah-mudahan ke depan bisa konsisten," ungkapnya.
Maradum sebelumnya mengatakan, mediasi antara pelaku dengan korban telah dilakukan. Orangtua dari kedua belah pihak juga turut dihadirkan.
Adapun, pelaku bullying yang duduk di kelas 9 mengaku terpaksa memukuli adik kelasnya karena diperintah oleh alumnus.
"Disuruh kakak kelasnya yang sudah lulus. Kami baru mau cari orangnya dulu, tujuannya apa. Kata mereka, sudah tradisi dari kakak kelas ke adik kelasnya," ucap Maradum.
Baca juga: Kasus Bullying oleh Kakak Kelas di SMPN 1 Babelan, Sekolah Mediasi Pelaku dan Korban
Maradum memastikan bahwa para korban tidak terluka. Namun, pihak sekolah menyayangkan tindakan perundungan tersebut.
Sebagai informasi, dalam video yang beredar di media sosial, tampak segerombolan bocah sedang duduk di tanah.
Di hadapan mereka, beberapa terduga pelaku terlihat memegang sandal.
Wajah bocah-bocah yang duduk di tanah itu kemudian disabet menggunakan sandal oleh pelaku secara bergiliran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.