"(Luka tersebut) tidak signifikan mengakibatkan kematian. Oleh karena itu, kami masih perlu pendalaman terhadap beberapa hal untuk menentukan pasti penyebab kematiannya," ucap Hadi.
"Tadi kami konfirmasi (RS Polri Kramatjati), hasilnya dua sampai tiga minggu ke depan," sambung dia.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, jumlah bocah yang menjadi korban pelecehan N rupanya ada banyak.
"Sampai dengan sekarang keterangan yang saya dapatkan, identitas korban yang ada pada kami kurang lebih ada 10 sampai 15 orang," ungkap Hadi.
Hadi mengatakan, polisi terus berupaya untuk membujuk pihak keluarga korban agar melapor meski dia dan jajarannya telah mengantongi identitas korban.
Baca juga: Korban Pelecehan Lansia di Depok Bertambah, Kini Ada 15 Bocah
Di samping itu, Hadi menduga jumlah korban pelecehan yang dilakukan N bisa bertambah.
"Selain (15 korban) itu sepertinya ada lagi, tapi tersangka tidak bisa menjelaskan dan mengatakan lupa. Karena dari awal, dia (N) melakukan seperti itu belum ada yang komplain melapor atau berkeberatan sehingga dia terus melakukan hal itu ke banyak orang," ucap Hadi.
Berdasar pengakuannya, N telah melancarkan aksi cabul selama kurun waktu setahun. Ia menyasar korbannya secara acak.
"Kebiasaan atau perilaku yang bersangkutan sering melakukan hal seperti itu, yang diambil atau targetnya juga acak, siapa yang ada dan siapa yang dia kenal," ucap dia.
Kepada polisi, N mengungkapkan alasannya meremas alat kelamin belasan bocah. N berdalih hanya bercanda.
Baca juga: Remas Alat Kelamin Bocah di Depok, Lansia Ini Mengaku Cuma Bercanda...
"Penyampaian dia (N) bercanda untuk kepuasannya dan tak terlalu lama dia melakukan pelecehan, hanya sekali atau dua kali remasan pada alat kelamin korban," kata Hadi.
Menurut Hadi, apabila seseorang yang dilecehkan itu ingin menangis, pelaku lantas mengusap punggung korban untuk menenangkannya.
"Terkadang ada yang mau nangis atau mau melawan, dia usap-usap punggungnya atau dadanya. Kemudian, setelah itu pelaku tinggal pergi," ujar Hadi.
(Tim Redaksi: Joy Andre, M Chaerul Halim, Sabrina Asril, Irfan Maullana, Ihsanuddin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.