JAKARTA, KOMPAS.com - Ular sanca kembang disebut lebih banyak dilaporkan temuannya di permukiman padat penduduk, termasuk di Jakarta.
Terbaru, belasan ular sanca dilaporkan ditemukan di ditemukan di sebuah rumah terbengkalai di kawasan RT 012/RW 12 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur.
Namun, Ahli herpetologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Hamidy mengungkapkan, ular berbisa seperti ular kobra justru lebih sering dilaporkan ditemukan di kawasan Jabodetabek.
"Justru sekarang di wilayah Jabodetabek, catatan terbanyak bukan sanca tapi kobra," ujar dia kepada Kompas.com, Jumat (29/9/2023).
Baca juga: Lagi-lagi, Warga Tangkap 3 Ular Sanca di Rumah Terbengkalai Matraman
Data yang dimiliki Amir berdasarkan laporan yang telah dikumpulkan selama lima tahun belakangan dari pemadam kebakaran dan media sosial.
Dalam laporan itu, ular kobra berada di peringkat satu jenis ular yang paling banyak ditemui di wilayah Jabodetabek.
Sementara itu, peringkat kedua adalah ular sanca kembang.
"Kenapa? Jenis kobra juga sama dengan sanca, bisa beradaptasi," tutur Amir.
Dua jenis ular tersebut memiliki daya adaptasi yang tinggi. Inilah mengapa habitatnya sangat luas.
Mereka bisa dengan mudah ditemukan di mana saja, mulai dari hutan belantara yang belum terjamah, lahan kelapa sawit, hingga perkotaan seperti DKI Jakarta.
Baca juga: Ular Sanca Berkembang Biak di Jakarta, Tempat Lembab dan Gelap jadi Favoritnya
Menurut Amir, selama ada saluran air, wajar saja ular sanca kembang dan kobra bisa memasuki kawasan padat penduduk.
Artinya, jika di suatu wilayah lebih sering ditemukan ular sanca, bukan berarti hanya jenis itu saja yang berkembang biak di sana.
Sebagai contoh, terkait temuan belasan ular sanca di Utan Kayu Selatan, tidak menutup kemungkinan wilayah itu juga memiliki ular kobra.
Hanya saja, belum ada warga yang menemukannya dan melaporkannya ke pihak terkait.
Sebelumnya, warga RT 012/RW 12 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, menangkap belasan ular sanca kembang sejak Agustus 2023.
Sampai saat ini, sudah ada 17 ular yang berhasil diamankan. Namun, penyisiran terus dilakukan guna memastikan tidak ada ular yang menyisa.
Warga setempat sudah berupaya meminta pemilik rumah, kini tinggal di luar Jakarta Timur, untuk mengizinkan pembongkaran plafon dan septic tank.
Sebab, dua titik itu dicurigai warga sebagai sarang ular. Meski demikian, pertemuan antara perwakilan warga, pemilik rumah, dan pihak-pihak terkait masih alot.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.