Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babak Baru Anak Meninggal Usai Operasi Amandel, Dugaan Malapraktik RS Diusut Dinkes Bekasi dan Polisi

Kompas.com - 06/10/2023, 08:13 WIB
Firda Janati,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi turun tangan menangani kasus dugaan malapraktik di Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi.

Kasus dugaan malapraktik tersebut muncul setelah adanya laporan seorang anak bernama Alvaro (7) didiagnosis mati batang otak usai menjalani operasi amandel, Selasa (19/9/2023).

Selama 13 hari, Alvaro terbaring dalam keadaaan koma sebelum mengembuskan napas terakhir pada Senin (2/10/2023).

Baca juga: Polisi Segera Periksa RS Kartika Husada pada Kasus Anak Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel

Pihak RS telah menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga Alvaro. Namun, mereka belum menjelaskan secara detail penyebab Alvaro bisa terkena mati batang otak.

Hal itu yang membuat keluarga Alvaro bertanya-tanya. Ayah Alvaro, Albert, berharap mendapatkan jawaban pasti meski anaknya kini telah tiada.

Bersama kuasa hukumnya, Albert pun melaporkan RS Kartika Husada ke Polda Metro Jaya atas kasus dugaan malapraktik.

Bina dan awasi RS Kartika Husada

Ramainya kasus tersebut kemudian terdengar oleh Dinkes Kota Bekasi yang kini telah memanggil sejumlah dokter untuk dimintai keterangan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati mengatakan, pihaknya akan membina dan mengawasi RS Kartika Husada.

Baca juga: Dinkes Bekasi Bentuk Tim Khusus Usut Dugaan Malapraktik RS Kartika Husada

Pembinaan dan pengawasan itu sudah dilakukan sejak adanya pemberitaan Alvaro didiagnosis mati batang otak usai operasi.

"Kami sesuai tugas dan fungsi Dinas Kesehatan adalah melakukan pembinaan dan pengawasan," ujar Tanti.

Tanti berjanji, pihaknya akan mengawasi dengan serius.

Periksa dokter hingga direksi RS

Selain itu, Dinkes Kota Bekasi juga telah memanggil pihak rumah sakit untuk meminta keterangan dan kronologi pada 29 September 2023.

Namun, pada saat pemanggilan pertama, pihak RS belum membawa dokumen berisi kronologi.

"Kami panggil lagi di tanggal 2 (Oktober), Senin, untuk menyampaikan kronologi yang sudah disiapkan," ujar Tanti.

Baca juga: Dinkes Bekasi Periksa Dokter dan Direksi RS Kartika Husada Buntut Anak Meninggal Usai Operasi Amandel

Selain dokter yang menangani Alvaro, Dinkes juga memanggil direktur RS dan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP).

"Semua (dipanggil), baik itu direktur, baik itu dokter DPJP-nya, baik itu dokter terkait (yang tangani Alvaro) empat atau lima, saya lupa, sama direksi dan wadirnya," kata Tanti.

Koordinasi dengan Kemenkes

Meski telah memeriksa dokter dan direksi RS, Tanti belum bisa menyampaikan apakah ada tindakan malapraktik dalam operasi amandel Alvaro.

"Itu bukan kewenangan dan kapasitas daripada Dinkes. Kalau untuk masalah penilaian ini kan masih berjalan, sehingga kami belum bisa menyampaikan dahulu," tutur dia.

Baca juga: Dinkes Bekasi Bina dan Awasi RS Kartika Husada Buntut Anak Meninggal Usai Operasi Amandel

Saat ini, kasus dugaan malapraktik masih didalami bersama pihak terkait, termasuk Kementerian Kesehatan.

"Kami koordinasi (dengan Kemenkes), harus secepat mungkin, apakah mungkin kami akan by phone dulu atau ke sana (Kantor Kemenkes), secepat mungkin," imbuh Tanti.

Bentuk tim khusus

Dinkes Kota Bekasi juga berencana membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus itu.

Pembentukan tim itu sesuai tugas dan fungsi Dinas Kesehatan sebagaimana ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Kewajiban Rumah Sakit, Akreditasi Rumah Sakit, Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit, dan Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif.

"Dalam aturan yang baru kan ada ketentuan-ketentuan yang harus diakomodasi. Jadi, harus dikonsultasikan dahulu kepada Kementerian Kesehatan," papar Tanti.

Baca juga: Polisi Libatkan Lembaga Kedokteran dalam Penyelidikan Kasus Anak Mati Batang Otak Usai Operasi Amandel di Bekasi

Tanti mengatakan, pihaknya telah membuat draf tugas bagi tim khusus yang akan diterjunkan untuk mengusut kasus tersebut.

Akan tetapi, lanjut Tanti, ia perlu berembuk dengan Kemenkes terlebih dahulu mengenai tugas tim khusus tersebut.

"Sudah kami buat, tapi harus kami konsultasikan dahulu ke Kementerian Kesehatan terkait dengan tim tersebut yang akan melaksanakan tugas," jelas dia.

Diusut polisi

Selain Dinkes Kota Bekasi, polisi juga mengusut dugaan malapraktik ini setelah menerima laporan dari keluarga Alvaro.

Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan, polisi akan memanggil pihak RS setelah mengundang saksi atau pelapor.

Baca juga: Permintaan Maaf RS Kartika Husada Setelah Bocah Meninggal Usai Operasi Amandel

Menurut Ade, ada delapan dokter dari RS Kartika Husada yang dilaporkan terkait kasus ini.

"(Pemanggilan terlapor) nanti akan menjadi agenda dari tahapan penyelidikan yang kami lakukan," ucap Ade Safri, Kamis (5/10/2023).

Untuk mengusut kasus ini, polisi juga akan melibatkan beberapa lembaga kedokteran dan Dinkes Kota Bekasi.

Pihak RS patuhi proses hukum

Sementara itu, manajemen RS Kartika Husada Jatiasih menegaskan tidak akan menghindar dari tuntutan dan laporan atas dugaan malapraktik terhadap Alvaro.

"Terkait hal tersebut (somasi dan laporan ke Polda Metro Jaya), kami tidak menghindar dan kami sebagai warga negara yang baik akan patuh proses hukum," ujar Direktur RS Kartika Husada Dian Indah saat jumpa pers, Selasa (3/10/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Sempat Masuk ke Rumah Korban

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Kondisi Terkini TKP Pengendara Motor Tewas Ditabrak Angkot, Lalu Lintas Berjalan Normal

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

KPU DKI Jakarta Terima Konsultasi 3 Bacagub Jalur Independen, Siapa Saja?

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com