JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi telah meminta keterangan perempuan berinisial A yang menenggelamkan bayinya ke dalam ember berisi air di kediamannya, bilangan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro mengatakan, A diperiksa pada hari ini, Selasa (17/10/2023).
"Kami telah meminta keterangan dari pihak ibu (A) soal video viral yang mana dia memandikan (bayinya) dengan cara yang dikatakan tidak wajar," kata dia kepada wartawan.
Sampai saat ini, polisi masih mendalami ada tidaknya tindak pidana yang dilakukan A. Polisi juga mendalami dugaan sindrom baby blues yang dialami A.
"Sejauh ini penerapan unsur pidana dan dugaan baby blues masih kami dalami, masih kami kumpulkan bukti-bukti," ungkap Bintoro.
Diberitakan sebelumnya, video yang memperlihatkan seorang ibu tengah menenggelamkan bayinya di dalam ember beredar luas di dunia maya.
Dalam video yang diterima Kompas.com, bayi itu mulanya diceburkan oleh sang ibu ke dalam ember besar berisi air.
Baca juga: Ibu di Jaksel Tenggelamkan Bayi di Ember, Komnas PA: Karena Baby Blues
Setelah diceburkan, bayi itu dibiarkan mengambang selama beberapa saat hingga merengek.
Meski bayi itu sudah merengek dengan cukup keras, perempuan itu tetap membiarkan bayinya mengambang di dalam ember.
Perempuan itu bahkan menyalakan air keran yang langsung mengenai wajah sang bayi.
Tak berhenti sampai di sana, perempuan itu justru membalikkan posisi bayi hingga kepala sang anak berada di bagian bawah ember.
Ketika membalikkan posisi bayi, dia tertawa selama beberapa saat.
Sementara itu, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebut aksi tersebut disebabkan A menderita sindrom baby blues.
"Kami telah berkunjung ke rumah yang bersangkutan pada Jumat lalu. Kami kemudian bertemu dengan ibunya dan berdasarkan pengakuan yang bersangkutan, dia mengaku mengalami baby blues," ujar Pejabat Sementara (Pjs) Ketua Umum Komnas PA Lia Latifah saat dihubungi, Senin (16/10/2023) malam.
Baca juga: Alasan Ibu di Jaksel Tenggelamkan Bayi di Ember, Depresi Rawat 3 Balita Sekaligus
Sebagai informasi, sindrom baby blues adalah perasaan sedih, lelah, dan cemas yang umumnya muncul dalam beberapa hari hingga dua minggu setelah melahirkan.
Jika gejala ini tak mereda, kemungkinan besar seorang ibu menderita depresi pasca-persalinan.
Khusus kasus A, Lia mengungkapkan, yang bersangkutan sudah mengaku bahwa dirinya depresi.
A mengaku depresi karena harus mengasuh tiga balita sekaligus setiap harinya.
"Jadi kemarin itu ibunya cerita bahwa dia mengalami depresi, dia mengalami stres, mengalami kebingungan pada saat dia harus merawat tiga balita sekaligus," tutur Lia.
Baca juga: Suami dan Keluarga Tak Tahu Sang Ibu Tenggelamkan Bayi ke Dalam Ember
Oleh karena itu, A mengaku melakukan aksinya secara tidak sadar.
A menceburkan bayinya yang baru berusia tiga bulan karena waktu itu dia tengah merasakan kelelahan yang amat parah.
"Jadi awalnya gini, karena dia mengalami kelelahan dan capek, kelelahan mengurus bayinya, jadi saat dia melakukan hal itu, dia dalam kondisi enggak sadar," tutur Lia.
"Kemudian, saat yang bersamaan, dia sambil teleponan sama temannya, dia sambil bercanda gitu sama mereka, pada momen itulah dia menceburkan bayi tersebut. Ini berdasarkan keterangan dari ibunya," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.