TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah warga mengeluhkan kondisi asap imbas kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Rawa Kucing, Neglasari, Tangerang.
Yuli (35) salah satunya. Kebakaran yang terjadi di TPA Rawa Kucing sejak Jumat (20/10/2023) tersebut membuat dirinya terpapar kabut asap setiap hari.
"Di sini jadi kena asap terus. Sesak banget," kata Yuli saat ditemui Kompas.com, Senin (23/10/2023).
Baca juga: Kesaksian Warga Saat Kebakaran TPA Rawa Kucing: Awalnya Api Kecil, lalu Jadi Lautan Api
Kondisi itu membuat Yuli agak kesulitan bernapas.
Sebab, dirinya akan lebih banyak menggunakan masker ketika berada di rumah.
Kondisi diperparah dengan kemarau panjang yang kini melanda Indonesia.
"Cuaca panas, ditambah kebakaran enggak padam-padam, jadi makin tebal asapnya kalau ada angin," kata Yuli.
Baca juga: Helikopter Mondar-mandir di Atas TPA Rawa Kucing, Bantu Padamkan Kebakaran Tumpukan Sampah
Warga lain bernama Fadil (28) juga mengatakan hal yang sama. Bagi dia, asap yang tebal membuat ia lebih sering mengeluarkan air mata.
Sebab, matanya terasa amat perih jika kabut asap menebal ketika angin berhembus.
"Mata perih banget. Ini baju juga bau sampah, tapi juga bau asap. Enggak kuat karena ditambah mataharinya panas banget," ujar Fadil.
Dirinya berharap agar petugas di lapangan bisa segera menangani kebakaran yang masih melanda.
"Pengin cepat-cepat selesai. Semoga bisa normal lagi dan asapnya hilang," harap Fadil.
Baca juga: 6 Penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta Terdampak Asap Kebakaran TPA Rawa Kucing
Sebagai informasi, kebakaran di TPA Rawa Kucing sudah terjadi sejak Jumat (20/10/2023) sekitar pukul 14.00 WIB.
Namun, hingga kini api belum bisa dipadamkan.
BNPB sebelumnya sudah menyatakan untuk turut mengerahkan helikopter water bomber guna memadamkan api yang tak kunjung padam di TPA Rawa Kucing.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Abdul Muhari mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia.
"Iya (pakai helikopter). Sementara dialokasikan satu unit water bombing," kata Abdul saat dihubungi Kompas.com, Minggu (22/10/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.