JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akhirnya bertatap muka dengan eks warga Kampung Bayam yang beberapa waktu lalu berkonflik dengan Pemprov DKI, Kamis (26/10/2023).
Selama setahun, eks warga Kampung Bayam sempat tinggal di tenda darurat yang berdiri di depan Jakarta International Stadium (JIS). Mereka menuntut Pemprov DKI mengizinkan mereka tinggal di Kampung Susun Bayam (KSB).
Namun mereka akhirnya direlokasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dari tenda darurat.
Baca juga: Kunjungi Rusunawa Nagrak, Heru Budi Janji Penuhi Kebutuhan Dasar dan Penunjang Penghuni
Sudah satu bulan terakhir, eks warga Kampung Bayam kini bertempat tinggal untuk sementara di rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara.
Untuk diketahui, eks warga Kampung Bayam merupakan korban pembebasan proyek JIS.
Mereka awalnya dijanjikan untuk tinggal di KSB. Tetapi, karena satu dan lain hal, janji itu belum juga ditepati.
Kemarin, Heru Budi datang ke sana untuk menghadiri kegiatan penanaman pohon. Saat itulah, Heru Budi untuk pertama kali berdialog langsung dengan warga.
Baca juga: Soal Wacana Pungutan Pajak Ojol dan Olshop, Heru Budi: Masih Dibahas
Setelah menanam pohon di area pertamanan Tower 3 Rusunawa Nagrak, Heru yang mengenakan kemeja putih dan celana bahan itu naik ke Lantai 13 Tower 3 Rusunawa Nagrak.
Ia berbincang dengan warga bernama Shirley (41) dan Toiroh (51), yang juga merupakan eks warga Kampung Bayam.
Kepada Heru, Shirley mengeluhkan tentang dua hal.
"Sama ini dong, Pak, klinik. Jangan cuma di ujung saja," kata Shirley.
Heru kemudian mendapatkan informasi dari jajarannya bahwa baru ada satu klinik di Rusunawa Nagrak, yakni di Tower 14.
"Nanti saya suruh deh," ucap Heru merespon keluhan Shirley.
Bukan hanya itu, Shirley juga mengeluhkan ketersediaan kursi roda di setiap tower Rusunawa Nagrak.
Baca juga: Cerita Eks Warga Kampung Bayam Usai 1 Bulan Huni Rusunawa Nagrak: Akses Sulit tapi Ambulans Cepat
"Sama setiap tower, kalau bisa ada kursi roda, Pak. Kalau tiba-tiba ada yang sakit, siapkan kursi roda," tutur Shirley.
"Iya, iya, nanti saya (siapkan). Banyak kursi roda. Kemarin ada yang kasih kursi roda, siapa ya? Ya gampanglah itu," timpal Heru.
Heru juga menjawab soal nasib KSB usai warga eks Kampung Bayam direlokasi ke Rusunawa Nagrak.
Saat ditanya terkait hal tersebut, Heru tidak menjawab dengan gamblang. Namun dia menyatakan sikapnya yang enggan mengikuti polemik politik dalam kasus ini.
Ia memastikan bahwa warga eks Kampung Bayam justru betah tinggal di Rusunawa Nagrak usai berdialog dengan dua Shirley dan Toiroh.
"Tadi beliau bilang betah di sini," kata Heru dalam jumpa pers usai kunjungannya ke Rusunawa Nagrak.
Belum puas dengan jawaban Heru, wartawan kembali bertanya dan menekankan Pemprov DKI akan menggunakan KSB untuk apa.
Baca juga: Warga Keluhkan Keberangkatan Bus Sekolah di Rusun Nagrak, Pemprov DKI Akan Tambah Shift
Hanya saja, Heru kembali menegaskan bahwa warga eks Kampung Bayam betah tinggal di Rusunawa Nagrak.
"Itukan perencanaannya bagian dari stadion. Saya jawabnya begini saja deh, biar enggak berpolemik politik. Saya tanya warga, betah enggak di sini? Betah. Kamarnya dua. Tadi Pak Johnny minta ada beberapa fasilitas," ucap Heru.
Lagi-lagi, wartawan kembali merincikan pertanyaan soal KSB tersebut, apakah Pemprov DKI Jakarta akan menggunakan bangunan untuk atlet, atau dikomersialkan.
"Areanya menjadi satu bagian area dari stadion. Saya tidak tahu janji yang lama bagaimana. Tapi, konsepnya adalah area bagian dari stadion dalam pagar," kata Heru.
Baca juga: Soal Relokasi Eks Warga Kampung Bayam ke KSB, Heru Budi: Katanya Betah di Rusun Nagrak
Heru mengakui bahwa ketersediaan klinik di Rusunawa Nagrak masih belum mumpuni untuk kebutuhan warga.
Oleh karena itu, Heru memastikan, Pemprov DKI Jakarta akan menambah ketersediaan klinik di Rusunawa Nagrak.
"Untuk kesehatan anak, puskesmas nanti kita minta dokter. Kan sudah ada satu Puskesmas, mungkin masih kurang," ujar Heru.
"Karena, ada berapa tower ya di sini? 14 tower. Masih kurang kalau 1. Tadi ada keluhan juga di atas, terlalu jauh," ucap Heru melanjutkan.
Selain klinik, Heru menegaskan bahwa Pemprov DKI akan menyediakan berbagai macam keperluan yang dikeluhkan penghuni Rusunawa Nagrak.
"Tadi keluhan warga melalui Pak Johnny, ada WiFi, Puskesmas. Semua keluhan itu wajar untuk sebuah kehidupan yang paling mendasar. Jadi, puskesmas, paud, WiFi, dan perpustakaan, taman. Yang bisa cepat kami penuhi, kami penuhi," ungkapnya.
Ia juga akan menambah shift pemberangkatan bus sekolah.
"Kalau fasilitas, masih banyak kurang walaupun kami tinggal sini statusnya hanya sementara. Untuk kendaraan, masih susah di sini (dan) kesehatan kayak puskesmas, masih jauh," ungkap Shirley.
Selain dua hal tersebut, Shirley mengaku masih sulit menjangkau pasar karena jaraknya yang cukup jauh dari Rusunawa Nagrak.
"Terus pasar, aksesnya saya bilang masih cukup jauh dibanding tempat kami di Kampung Bayam yang aksesnya masih enak tuh ya. Kalau di sini, memang agak sulit," ujar Shirley.
Meski begitu, Shirley mengapresiasi tentang tersedianya ambulans di Rusunawa Nagrak.
"Saya sendiri mengalami. Ketika, keluarga saya sakit, ambulans yang ini cepet siaga, datang sini. Karena mau cari klinik atau apa, susah di sini," tutur Shirley.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.