Upaya pemerintah dalam membuka peluang investasi melalui JIF 2023 diapresiasi pengamat ekonomi Ronny P Sasmita. Menurutnya, JIF 2023 dapat menjadi jembatan untuk membangun kesepahaman antara pemerintah daerah dengan para investor dan calon investor yang akan menanamkan modalnya di Jakarta.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Catat 1,2 Juta Kendaraan Telah Uji Emisi
“Momen ini juga cocok untuk membahas tentang prospek dan proyeksi pembangunan Jakarta ke depan. Acara ini dapat memetakan peluang-peluang investasi yang prospektif untuk para investor di satu sisi dan hal-hal yang harus dan bisa dilakukan pemerintah untuk ikut mewujudkannya, baik dari sisi regulasi maupun berbagai insentif yang mungkin,” urai Ronny kepada Kompas.com, Kamis (26/10/2023).
Ia mendukung pula proyek strategis di sektor transportasi, properti, dan infrastruktur dalam JIF 2023. Alasannya, sektor ini sangat potensial di Jakarta, khususnya dalam mengurangi kemacetan yang sedari dulu sulit ditangani, sehingga membutuhkan investasi-investasi baru di sektor transportasi.
“Utamanya untuk investasi transportasi massal dan ramah lingkungan yang dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan kemacetan di Jakarta,” ucap Ronny.
Sementara, untuk sektor properti, ia menilai, minat investor juga sangat tinggi di Jakarta. Hal ini berlaku untuk properti residensial maupun perkantoran.
Baca juga: DKI Jakarta Juara Umum Kejurnas Senam 2023, Langkah Menuju PON
“Apalagi untuk perumahan, backlog-nya sangat tinggi. Artinya, peluang investasi di sektor properti Jakarta masih sangat luas serta sangat prospektif dan profitable,” papar Ronny.
Di sisi lain, Ronny berpendapat, status Jakarta yang tidak akan menjadi Ibu Kota tak akan menurunkan minat investasi. Sebab, Jakarta tetaplah megacity sebagai pusat ekonomi yang memiliki infrastruktur pendukung investasi paling lengkap.
“Jakarta memiliki banyak kantor pusat lembaga pembiayaan investasi. Dengan kata lain, Jakarta adalah megacity yang paling siap menerima berbagai kucuran investasi dari investor. Jadi, bisa dikatakan minat investasi di Jakarta akan tetap, meski ibu kota pindah ke Kalimantan,” tambah Ronny.
Dengan potensi Jakarta yang besar, ia pun mengimbau Pemprov DKI dan pihak terkait melakukan sejumlah persiapan jika JIF menarik banyak minat investor. Ronny pun menyarankan untuk melakukan empat tahap penting.
Baca juga: Daftar Suaka Margasatwa dan Cagar Alam di DKI Jakarta
Pertama, dengan pelayanan investasi yang prima agar investor dapat terlayani dengan baik, khususnya soal perizinan. Kedua, perlu ada sosialisasi regulasi yang berkelanjutan agar informasi tentang peluang investasi di Jakarta diketahui oleh investor.
Ketiga, opsi pelonggaran regulasi dan insentif bisa saja diterapkan untuk membuat calon investor semakin tertarik. Keempat, pemberian informasi terpadu dan lengkap tentang peluang investasi di Jakarta bagi calon investor yang belum menemukan peluang berinvestasi di Jakarta.
Ronny pun mengapresiasi pelaksanaan agenda seperti JIF untuk menarik minat investor. Karena itu, ia menyarankan pemerintah agar melakukan pendekatan intensif ke kamar dagang negara lain.
“Namun, sebelum itu, perlu juga dipastikan dulu pemetaan calon investor berdasarkan negara masing-masing dan pemetaan peluang-peluang investasi untuk calon-calon investor dari suatu negara. Tujuannya, agar prioritas yang ingin dicapai lebih jelas dan sesuai dengan kebutuhan proyek,” pungkas Ronny. (Rindu Pradipta Hestya)
Baca juga: Pupusnya Harapan Mario Dandy dan Shane Lukas untuk Dapat Belas Kasih Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.