Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejuang Literasi di Papua dan Mama Sorgum dari NTT, Inilah Pemenang Generasi Bangkit Kompas.com

Kompas.com - 28/10/2023, 13:33 WIB
Abdul Haris Maulana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua sosok inspiratif akhirnya diumumkan sebagai pemenang program Generasi Bangkit yang diselenggarakan Kompas.com.

Kedua sosok tersebut adalah Kurniawan Patma (Literacy For Everyone Papua) dan Maria Loretha (Penjaga Ketahanan Pangan NTT lewat Sorgum).

Kurniawan Patma muncul sebagai pemenang kategori pejuang sosial setelah meraih voting sebanyak 195 vote.

Ia merupakan pendiri komunitas Literacy For Everyone atau LiFE, yang berdiri sejak 2018 lalu.

Baca juga: Kisah Kurniawan Patma, Pejuang Literasi bagi Anak-anak dan Mama-mama Papua

Pemuda kelahiran Toraja itu mengatakan bahwa komunitas LiFE dibuat atas keresahannya melihat tingkat literasi yang rendah di Papua.

Terkait kemenangannya dalam program Generasi Bangkit, Kurniawan mengaku senang karena usahanya bisa menjadi inspirasi.

"Tentu ada rasa bangga karena kemudian kerja-kerja kemanusian kita selama ini mendapatkan apresiasi dari Kompas.com," ungkap Kurniawan dalam acara Selebrasi Generasi Bangkit, Sabtu (28/10/2023).

"Saya pikir ini adalah stimulus yang baik, tidak hanya untuk LiFE, tetapi apresiasi juga untuk semua yang terpilih dalam generasi bangkit ini," sambung Kurniawan.

Sementara itu, Maria Loretha menjadi pemenang Generasi Bangkit kategori pejuang bumi dengan perolehan voting sebanyak 2.911.

Loreta memiliki julukan Mama Sorgum. Julukan itu diberikan karena ia terus berupaya membangun kesadaran masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memproduksi dan mengonsumsi sorgum atau garai.

Baca juga: Maria Mama Sorgum Loreta, Penjaga Ketahanan Pangan NTT lewat Sorgum

Ia berharap masyarakat NTT tak melulu bergantung pada beras dan jagung.

"Saya merasa ini satu apresiasi yang luar biasa. Dengan apresiasi ini, teman-teman petani jadi naik rasa percaya dirinya. 'Mama sorgum menang, kami juga akan memenangkan pertarungan di ladang-ladang kering'," ucap Loreta.

Managing Editor Kompas.com, Amir Sodikin, yang hadir dalam acara Selebrasi Generasi Bangkit di studio Kompas, Sabtu, mengatakan bahwa Generasi Bangkit merupakan program pionir untuk mengangkat sosok-sosok inspiratif yang memiliki aksi positif di masyarakat.

"Kita tidak menyangka ada sosok penting di daerah yang perannya tak terbayangkan. Ada di bidang pemberdayaan ekonomi, berjuang di bidang ligkungan, dan berjuang untuk ketahan pangan," ujar Amir.

Lebih lanjut, Amir menyampaikan bahwa program Generasi Bangkit akan dilanjutkan setiap tahunnya dengan tema yang berbeda.

"Ini punya dampak nyata bagi masyarakat sekitar juga bagi Kompas.com yang punya komitmen melakukan perubahan ke depannya," tuturnya.

Baca juga: Kisah Pijar, Eks Napi Tawuran yang Sukses Rintis Kedai Kopi Sendiri...

Sebagai informasi, Generasi Bangkit adalah program inisiatif Kompas.com untuk mendukung individu yang berperan sebagai agen perubahan dalam memperbaiki kondisi sosial dan lingkungan di Indonesia.

Program ini bertujuan untuk mengangkat dan memberikan dukungan kepada mereka, agar gerakan baik yang
mereka lakukan dapat memengaruhi banyak orang.

Generasi Bangkit mencari individu yang memenuhi lima poin kunci dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan:

1. Memastikan kehidupan layak dan pemenuhan kebutuhan dasar individu di sekitarnya.

2. Berkontribusi dalam upaya global untuk melindungi bumi dan sumber daya alam.

3. Mendorong perkembangan ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

4. Membangun masyarakat inklusif, damai, dan bebas dari kekerasan.

5. Mendorong kolaborasi antar berbagai sektor untuk mencapai Sustainability Development Goals.

Program Generasi Bangkit melibatkan empat tahap nominasi, yaitu:

1. Tahap pencarian: Tim Kompas.com melakukan pencarian individu yang berperan sebagai pejuang di seluruh penjuru Indonesia.

2. Tahap seleksi & kurasi: Tim Kompas.com menilai dan memilih 10 individu terbaik untuk masuk ke dalam tahap lihat lebih dekat.

3. Tahap lihat lebih dekat: Kompas.com mengungkap lebih detail tentang sosok pejuang terpilih dan kisah perjalanannya.

4. Tahap Selebrasi: Kompas.com merayakan perjuangan dan memberikan penghargaan kepada pejuang yang terpilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Warga Cilandak Tangkap Ular Sanca 4,5 Meter yang Bersembunyi di Saluran Air

Megapolitan
Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Dijanjikan Diberi Pekerjaan Usai Ditertibkan, Jukir Minimarket: Jangan Sekadar Bicara, Buktikan!

Megapolitan
Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan 'Study Tour' Harus Dihapus

Soal Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Pendidikan : Kegiatan "Study Tour" Harus Dihapus

Megapolitan
FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

FA Nekat Bunuh Pamannya Sendiri di Pamulang karena Sakit Hati Sering Dimarahi

Megapolitan
Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Minta Penertiban Juru Parkir Liar Dilakukan secara Manusiawi, Heru Budi: Jangan Sampai Meresahkan Masyarakat

Megapolitan
Tabrak Separator 'Busway' di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Tabrak Separator "Busway" di Buncit, Pengemudi: Ngantuk Habis Antar Katering ke MK

Megapolitan
Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Pemkot Depok Janji Usut Tuntas Insiden Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Subang

Megapolitan
Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Dibawa ke Pamulang untuk Kerja, FA Malah Tega Bunuh Pamannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com