Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soroti Kasus Perundungan di Depok dan Bekasi, KPAI: Perilaku "Bullying" Tidak Bisa Dianggap Kecil

Kompas.com - 01/11/2023, 20:30 WIB
Joy Andre,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah turut menyoroti kasus perundungan yang terjadi di Kota Depok dan Jatimulya, Kabupaten Bekasi.

KPAI mengaku prihatin atas dua kasus perundungan yang terjadi tersebut. Menurut dia, perilaku perundungan tidak bisa dianggap sepele.

"Dampak dari bullying tidak bisa dianggap kecil, sehingga penyelesaian harus secara holistik (cara pandang yang menyeluruh)," kata Maryati dalam sambungan teleponnya kepada Kompas.com, Rabu (1/11/2023).

Ia mencontoh, penyelesaian tidak bisa semata-mata dengan jalan damai. Perlu ada langkah mediasi dari berbagai pihak.

Baca juga: Pilu, Kaki Siswa SD di Bekasi Harus Diamputasi Usai Di-sliding Teman

"Tidak hanya dua kelompok yang bersengketa dan bahkan pihak terkait semisal sekolah atau keluarga, tetapi perlu ada dari P2TP2A, atau misalnya dari KPAI, KPAD, itu bisa memonitor, persoalan itu bisa selesai sampai mana namun menyisakan problem apa," ucap Maryati.

Lebih lanjut, kata Maryati, penyelesaian kasus perundungan juga perlu dilakukan secara komprehensif. Sebab, kebanyakan perilaku perundungan didasari atas tindakan yang terbilang sepele.

"Kalau dibilang sepele, ya sepele juga. Kadang-kadang ejek-ejekan itu ada yang berat, ada yang ringan, tapi selalu ada eskalasi yang tidak setara," tutur Maryati.

"Saya kira KPAI sangat menyesalkan dua peristiwa ini, terutama yang sudah berlarut-larut, penyelesaian tidak sampai tuntas, nah yang ke dua, mari sama-sama harus berkaca pada persoalan yang telah lampau, harus diselesaikan juga secara tuntas bagi anak korban," tutur dia melanjutkan.

Diberitakan sebelumnya, dua kasus perundungan terjadi di wilayah Sawangan, Depok dan Jatimulya, Kabupaten Bekasi.

Baca juga: Polisi Minta Siswi SMP di Depok yang Di-Bully Temannya Melapor

Perundungan di Depok dilakukan oleh M (16) kepada ARN (14). Hal itu terjadi karena aksi provokasi di pesan singkat WhatsApp. Video perundungan itu juga beredar di media sosial Instagram.

Dalam video yang beredar, korban ARN dipukul, dijambak, ditendang, dan didorong hingga tersungkur ke tanah.

Sementara yang terjadi Jatimulya, Kabupaten Bekasi dialami oleh FAA (12), siswa sekolah dasar yang duduk di SD Negeri Jatimulya 09 Tambun Selatan.

Kaki kiri FAA bahkan harus diamputasi karena ia di "sliding" oleh temannya pada Februari 2023.

Baca juga: Kisah Pilu Siswa SD di Bekasi, Kaki Diamputasi karena Aksi Sliding yang Dianggap Cuma Candaan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Mendengar Aduan Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Mendengar Aduan Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
KPU DKI Bakal 'Jemput Bola' untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

KPU DKI Bakal "Jemput Bola" untuk Tutupi Kekurangan Anggota PPS di Pilkada 2024

Megapolitan
Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Sudirman Said Bakal Maju Jadi Cagub Independen Pilkada DKI, Berpasangan dengan Abdullah Mansuri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com