Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Kriminolog soal Kasus Kematian Hamka: Sakit Terminal hingga Ketidaksehatan Mental Istri

Kompas.com - 08/11/2023, 06:48 WIB
Baharudin Al Farisi,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kematian pengusaha travel, Hamka (50), dan anak bungsunya, AQ (10 bulan), menjadi buah bibir sejak ditemukan tewas membusuk, Sabtu (28/10/2023).

Penemuan jasad mereka bermula saat warga mencium aroma tak sedap yang berasal dari rumah Hamka, Jalan Balai Rakyat V, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara.

Warga setempat terkejut karena dari rumah tersebut juga ditemukan istri Hamka, NP (30) dan anak sulungnya, AD (3), dengan kondisi lemas.

Sejauh ini, berdasarkan hasil otopsi, Hamka sudah meninggal dunia selama 10 hari sebelum akhirnya membusuk di rumahnya.

Baca juga: Biarkan Jasad Hamka Membusuk, Istri Diduga Tak Punya Social Skill untuk Minta Tolong

Sementara itu, masih berdasarkan hasil otopsi, AQ sudah meninggal dunia selama 3 hari sebelum akhirnya ditemukan tak bernyawa.

Polisi telah mengumumkan bahwa tidak menemukan luka terbuka atau sayatan pada tubuh Hamka. Namun, polisi menemukan darah di sekitar jasad Hamka.

Menurut hasil pemeriksaan pada ponsel Hamka, ditemukan percakapan mendiang dengan keluarganya bahwa Hamka mengeluh sakit tenggorokan.

Sementara itu, polisi menemukan luka lebam di kening AQ. Di sisi lain, polisi menemukan beberapa bercak darah yang menempel pada tubuh NP.

Kasus serupa

Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mengatakan, kasus penemuan jasad Hamka dan AQ mempunyai pola yang sama dengan kasus penemuan mayat di Kalideres dan Cinere.

Adrianus berujar, kesamaan pola itu terlihat dari keluarga Hamka yang tidak membangun interaksi dengan lingkungan sekitar.

"Mereka punya masalah, yang memecahkan mereka sendiri. Ketika mereka tidak mampu memecahkan masalah, lalu kemudian berakibat fatal. Jadi, saya kira kesamaannya di situ," imbuh dia.

Penyakit terminal

Sementara itu, Hamka diduga menderita penyakit terminal sebelum akhirnya ditemukan tewas membusuk bersama balitanya AQ.

"Mengenai kenapa meninggalnya, untuk yang Koja ini pada konteks ayahnya, saya sih menduga, yang bersangkutan sakit terminal, misalnya jantung, lalu kumat dan enggak bisa ditolong lagi," kata Adrianus.

Alasan istri biarkan suami dan anak tewas

Dalam kasus ini, Adrianus mempunyai dua analisa tentang alasan NP sengaja membiarkan Hamka dan AQ meninggal dunia tanpa adanya laporan ke warga.

Pertama, ayah penyanyi Idgitaf itu menduga keluarga Hamka tidak menjalin interaksi dengan lingkungan sekitar. Hal tersebut menyebabkan NP tidak bisa meminta pertolongan saat Hamka mengembuskan napas terakhir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com