Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP 7 Bekasi Meninggal Saat Main "Kuda Tomprok", Posisi di Bawah dan Jatuh Tengkurap

Kompas.com - 21/11/2023, 09:19 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Peristiwa nahas menimpa seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 7 Kota Bekasi, MA (13), yang meninggal dunia saat bermain di sekolah.

Korban mengembuskan napas terakhirnya usai terjatuh saat bermain "kuda tomprok".

Pada Jumat (17/11/2023), MA dan 11 teman-temannya bermain "kuda tomprok" di kelas, saat jam istirahat jelang shalat Jumat.

"Saat itu anak-anak diajak untuk melaksanakan shalat Jumat oleh para guru. Pada waktu jeda istirahat itulah, mereka bermain kuda tomprok," kata Kepala Sekolah SMPN 7 Kota Bekasi Sukamto saat ditemui di Gedung SMPN 7 Kota Bekasi, Senin (20/11/2023).

Baca juga: Main Kuda Tomprok Berujung Petaka, Siswa SMP di Bekasi Kehilangan Nyawa

Posisi korban menjadi "kuda"

Sukamto menuturkan, saat itu korban dan 11 temannya terbagi dalam dua kelompok. Korban mendapatkan posisi sebagai "kuda".

Mereka yang menjadi kuda posisinya menungging dengan posisi seperti "L" terbalik dan kaki terbuka.

Kepala hingga batas leher mereka dimasukkan ke selangkangan rekan di depannya yang posisinya juga menungging.

Baca juga: Kronologi Siswa SMP di Bekasi Meninggal Dunia Saat Main Kuda Tomprok

Terjatuh tengkurap

Saat bermain itu tiba-tiba MA terjatuh. Sukamto mengatakan, korban jatuh dalam kondisi tengkurap.

"Ketika jatuh itu kan kondisinya memang sudah lemas. Setahu saya (posisi) jatuh tengkurap," ujar dia.

Sukamto melanjutkan, tidak ada darah yang keluar dari mulut maupun hidung korban. MA juga tidak tertindih temannya.

"Tidak ada (darah), tidak tertindih (teman), hanya tiba-tiba terjatuh," ujarnya.

Baca juga: Siswa SMP di Bekasi yang Meninggal Dunia Saat Main Kuda Tomprok Jatuh dalam Kondisi Tengkurap

Meninggal dunia

Pihak sekolah telah memberikan pertolongan pertama di UKS. Dari keterangan teman korban, MA terjatuh lalu pingsan.

Karena kondisi MA yang tidak sadarkan diri dan terlihat lemas, ia dibawa ke rumah sakit Primaya Bekasi Selatan.

"Ketika sudah sampai di sana dilakukan pemeriksaan, (tetapi) dokter menyatakan anak (MA) sudah meninggal," imbuh Sukamto.

Baca juga: Fakta Siswa SMP di Bekasi Meninggal Usai Main Kuda Tomprok: Korban Sedang Kurang Sehat dan Jatuh Tengkurap

Sedang sakit

MA ternyata dalam kondisi kurang sehat saat peristiwa nahas itu terjadi. Korban bahkan sempat tak ingin sekolah.

"Menurut informasi, anak tersebut pada hari itu sebenarnya tidak mau sekolah karena badannya tidak begitu fit," ujar Sukamto.

Kendati demikian, kata Sukamto, ibunda MA tetap mengajak anaknya untuk sekolah meski sedang kurang sehat.

"Tetapi ibunya tetap mengajak supaya anak ini tetap berangkat ke sekolah. Jadi keadaaan korban memang sedang tidak fit begitu," imbuhnya.

Trauma healing

Teman-teman MA yang ada pada saat kejadian akan menjalani penyembuhan trauma atau trauma healing.

Sukamto mengatakan, teman-teman MA juga merasakan trauma setelah adanya peristiwa yang menyebabkan MA meninggal dunia.

Dalam hal penyembuhan trauma, pihak sekolah bekerja sama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

"Nanti ada trauma healing untuk pemulihan psikologis anak (teman MA). Kami kerja sama dengan KPAI, jadi memang ada proses pembinaan kepada anak ini dari pihak sekolah," imbuh dia.

Baca juga: Siswa SMP yang Meninggal Saat Main Kuda Tomprok Jatuh Tengkurap, tapi Tak Keluar Darah dari Mulut dan Hidung

Awasi permainan anak

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi meminta setiap sekolah meningkatkan pengawasan terhadap permainan apa yang dilakukan siswa di sekolah.

Sekolah diminta langsung bersikap tegas jika anak memilih permainan berisiko tinggi, misalnya "kuda tomprok" seperti yang dimainkan MA dan teman-temannya.

"Kami mengimbau kepada kepala sekolah, para guru untuk memilah-milah terkait permainan-permainan anak yang tidak berisiko, tidak berbahaya," ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi Warsim Suryana.

Warsim mengatakan, imbauan itu bukan hanya tertuju untuk SMPN 7, tetapi juga sekolah lain di Kota Bekasi.

Disdik Kota Bekasi akan mengingatkan kepada seluruh sekolah agar kasus yang menimpa MA tidak terjadi di kemudian hari.

"Secara regulasi akan kita sampaikan jangan sampai hal ini terjadi lagi. Pak Disdik (Uu Saeful Mikdar) dan Pj Wali Kota Bekasi (Gani Muhamad) sudah menyampaikan bahwa ini adalah musibah, ini adalah takdir yang tidak bisa kita hindarkan," jelasnya.

Baca juga: Kasus Siswa SMP di Bekasi yang Tewas Usai Main Kuda Tomprok Tidak Diproses Hukum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com