"Biasanya orang lain jual bisa Rp 25-30 juta," kata dia.
Setelah melakukan transaksi, Ghisca membujuk pelanggannya agar kembali melakukan pembelian. Semakin banyak transaksi, harga semakin murah.
"Beberapa kali dia kayak memaksa. Bukan memaksa sih, kayak mengiming-imingi saya. 'Ayo, Kak, transaksi lagi. Nanti aku kasih murah'," tutur Reza.
"Terus sampai transaksi berkali-kali dan ada yang Rp 210 juta. Sampai akhirnya aku dapat telepon dari orang kalau itu ternyata tiketnya bayangan," sambung dia.
Mendekati hari pelaksanaan konser, Reza “dikejar-kejar” oleh para pelanggannya yang notabene juga reseller tiket. Bahkan, ia sampai dituduh melakukan penipuan dan penggelapan uang tiket konser.
"Otomatis saya dikejar-kejar sama orang. Saya ini korban, tapi sudah jadi kayak buronan," lanjut dia.
Mau tak mau, Reza terpaksa merogoh kocek hingga Rp 800 juta demi menutup kerugian pelanggannya.
“Ujung-ujungnya kami nge-refund sama nombokin. Total nombok Rp 800 juta aku sendiri,” imbuh Reza.
Kini, ia bersyukur polisi telah menangkap dan menahan Ghisca.
Ia sangat berharap Ghisca mendapatkan hukuman setimpal.
Baca juga: Profil Ghisca Debora Disebut Jauh dari Tipikal Bandit, Bikin Korban Mudah Percaya
Ia juga berharap uang hasil kejahatannya bisa dikembalikan ke korban agar ia bisa mengembalikannya lagi ke pelanggannya.
Reza beserta beberapa korban penipuan dan penggelapan Ghisca sudah menyewa kuasa hukum untuk mewujudkan harapannya tersebut.
Ghisca ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan di Polres Metro Jakarta Pusat sejak Jumat (17/11/2023).
Wanita yang merupakan warga Cikupa, Kabupaten Tangerang, itu dijerat dengan Pasal 378 tentang Penipuan dan atau 372 tentang Penggelapan dengan ancaman hukuman masing-masing empat tahun kurungan penjara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.