Untuk itu, dia meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melihat realita kehidupan di masyarakat sebelum menetapkan UMP.
“Iya begitu, sebaiknya dilihat dulu realita masyarakat bagaimana,” kata Egi.
Egi merupakan kepala keluarga dari seorang istri yang tengah mengandung anak dengan usia kehamilan delapan bulan.
Egi dan pendamping hidupnya tinggal di sebuah rumah kontrakan di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, dengan biaya sewa senilai Rp 16 juta.
Ia merasa bersyukur UMP DKI Jakarta untuk 2024 mengalami kenaikan meski hanya Rp 165.583.
Meski begitu, Egi menilai bahwa penambahan UMP untuk 2024 ini tidak sebanding dengan kondisi harga pangan yang tengah melonjak.
“Naik cuma Rp 100.000-an tapi harga pangan naik juga, sama saja bohong. Kalau UMP naik segitu, terus cabai dan beras ikut naik, bagaimana? Makin mencekik saja hidup di Ibu Kota,” kata Egi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.