Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ayah yang Seharusnya Melindungi Justru Memerkosa Anak Kandungnya...

Kompas.com - 30/11/2023, 08:45 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Entah apa yang ada di benak MN (53) hingga tega memerkosa FN (17) sebanyak 18 kali di rumahnya, di Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Kejahatan MN tak pernah diketahui oleh siapa pun selama bertahun-tahun. Alhasil, perbuatan bejat MN terus berlanjut hingga akhirnya FN hamil.

Kenyataan ini membuat ibu kandung korban, S, terperanjat. Tak pernah terbayangkan olehnya bahwa suami sekaligus ayah dari anak-anaknya justru yang melukai keluarganya.

S tak menyangka putri sulungnya itu ternyata mulai diperkosa sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) kelas IX.

Baca juga: Kejinya Ayah di Tangsel yang 18 Kali Perkosa Anak Sulung dan Hampir Perkosa Si Bungsu

Saat itu, FN baru pulang sekolah. Sang ayah yang baru bangun dari tempat tidurnya, meminta korban menyeduhkan secangkir kopi.

Kemudian, sang ayah mengunci pintu dan menyetubuhi anaknya. Setelah kejadian itu, ternyata MN mengulangi lagi perbuatannya pada FN hingga 18 kali.

Adapun peristiwa itu terungkap setelah korban menceritakan kehamilannya yang berusia empat bulan ke guru bimbingan konseling (BK) di sekolahnya.

"Aku tahu dari guru BK (di sekolah) korban. Dia cerita ke guru BK bukan sama saya," kata S kepada wartawan, Rabu (29/11/2023).

Baca juga: Ayah di Tangsel Hamili Anak Sulung, Pelaku Juga Hampir Perkosa Putri Bungsunya

Dipukul dan diancam

FN yang masih belia tak berdaya melawan. Ia mengaku diancam setiap kali menolak perlakuan bejat ayahnya. Bahkan, MN tak segan-segan menampar korban.

"Anak saya ditampar pas enggak mau meelakukan (hubungan badan). Dia nolak, ditampar terus mukul juga," ucap S.

Tak sampai di situ, MN juga mengancam korban tak akan diberi makan dan uang jajan apabila menolak berhubungan badan.

Perlakuan bejat MN tak berhenti sampai di situ. Ia juga meminta FN untuk menggurkan kandungan dengan minuman soda dan obat setelah mengetahui anaknya itu hamil.

Kekejian MN tak hanya dilakukan pada putri sulungnya. Pelaku ternyata juga hampir menyetubuhi putri bungsunya yang masih duduk di bangku kelas VI sekolah dasar (SD).

Baca juga: Polisi Tangkap Ayah yang Hamili Anak Kandungnya di Tangsel

Didorong rasa rakus

Menurut psikolog dosen Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata Semarang, Christin Wibhowo, pemerkosaan anak oleh lingkaran terdekat anak tak baru kali ini saja terjadi.

Christin berujar, semua kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual didasari oleh banyak faktor, salah satunya karena manusia itu makhluk seksual.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com