JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak enam granat menghujani sekolah Perguruan Cikini di Jalan Cikini Nomor 76 Jakarta Pusat, pada Sabtu, 30 November 1957.
Keenam granat itu sengaja dilempar ke arah Presiden Soekarno yang malam itu tengah menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun ke-15 Perguruan Cikini.
Lima dari enam granat meledak, lalu menewaskan sepuluh orang anak sekolah. Kemudian, sebanyak 48 orang disebut mengalami luka hingga cacat.
Baca juga: Tragedi Cikini 1957, Upaya Pembunuhan Soekarno
Beruntung, Soekarno dan kedua anaknya, Guntur Soekarnoputra dan Megawati Soekarnoputri selamat dari insiden tersebut.
Kebetulan, kedua anak Soekarno itu merupakan murid di sekolah tersebut.
Tragedi itu bermula saat Soekarno yang sedang dikerumuni anak-anak berjalan keluar untuk meninggalkan lokasi malam dana amal di sana.
Malam itu, ramai dengan hiasan balon, carikan kertas warna-warni, musik, nyanyian, lelang, hingga pertunjukan singkat.
Tiba-tiba, sebuah granat meledak. Granat lainnya kembali dilemparkan dari sisi kiri dan kanan gedung secara bersusulan.
Ledakan tersebut membuat banyak orang tergeletak. Sementara Soekarno merunduk ke arah belakang mobil sambil melindungi anak-anak yang ada di dekatnya.
Baca juga: Soekarno dan Percobaan Pembunuhan Terhadapnya...
Granat yang dilempar dari jarak lima meter itu ternyata menembus mesin, menghancurkan kaca depan, dan meledakkan dua ban.
Setelah mobil itu diledakkkan. Ajudan Bung Karno, Mayor Sudrato menarik tangannya. Bung Karno bersama ajudannya lari menyeberangi jalan.
Dalam keadaan gelap dan panik, Bung Karno terjatuh ke tanah. Sang ajudan menolong Bung Karno, lalu mereka lari ke sebuah rumah milik seorang Belanda.
Di sisi lain, anak-anak berteriak dan lari ketakutan memasuki gedung sekolah. Tamu-tamu bergulingan ke bawah kendaraan demi menyelamatkan diri.
Suasana mengerikan itu terjadi hingga ledakan granat kelima. Tak berselang lama, polisi dan ambulans datang bergantian. Sekolah itu mendadak jadi rumah sakit darurat.
Baca juga: Saat Presiden Soekarno Menutup Kuping Dengar Musik Ngak Ngik Ngok...
Pukul 22.00 WIB, kendaraan cadangan membawa Soekarno ke istana. Soekarno yang selamat dari tragedi berupaya menenangkan rakyat melalui siaran radio.