“Gejala tifus, punggung pegal, demam, sakit semua. Pas bangun tidur, saya kayak enggak bisa bangun gitu, napas sesak. Karena mungkin faktor saya yang selalu bergadang, tidur kurang beberapa waktu terakhir itu,” imbuh Baba.
Beruntung, tidak ada gugatan yang masuk ke Mahkamah Konstitusi (MK) sehingga Baba bisa menyelesaikan tugasnya dengan aman dan lancar.
Setelah merasakan menjadi penyelenggara pemilu, Baba berpendapat bahwa honor yang diterima petugas, baik Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan PPK sangat tidak sebanding dengan tugas berat yang diemban.
Karena itu, Baba berharap jumlah petugas pada Pemilu 2024 diperbanyak, sehingga beban yang ditanggung lebih ringan.
“Belum lagi teman-teman petugas di daerah (luar Jakarta) yang ada surat suara DPRD kabupaten/kota, itu bebannya sangat berat. Jadi kan ini sudah telanjur pengin ada pemilu serentak lagi di 2024, ya diperbanyak petugasnya,” tutur Baba.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.