Tidak lama, seorang pria berpeci datang dari belakang Slamet. Ia bertanya apa yang sedang terjadi.
WNA yang mengaku warga Brunei Darussalam itu kembali menanyakan soal Masjid Kubah Emas dan menjelaskan soal bagi-bagi rezeki.
Mereka menyeberangi jalanan dan kembali mengobrol. Tiba-tiba ada sebuah mobil berwarna hitam menghampiri.
Salah satu pelaku menegur pria berpeci dari dalam mobil dan mengajak mereka masuk. Masih dalam keadaan terhipnotis, Slamet turut masuk.
Di dalam mobil, sudah ada sopir dan seseorang yang mengaku bekerja di BRI cabang Ciracas bagian kur.
Karena masih terhipnotis, Slamet berhasil diyakinkan untuk mengambil uang tunai sebesar Rp 20 juta dari rumahnya dan menarik Rp 49 juta dari tabungan BRI-nya.
Setelah uang sebesar Rp 69 juta berada di tangan para pelaku, Slamet dibawa ke sebuah bank BRI di Jalan Raya Bogor kawasan Depok dan diturunkan di sana.
Di sana, pelaku yang diduga WNA memberikan sebuah amplop yang disebut berisi 15 lembar dolar Singapura untuk ditukar menjadi Rp 150 juta. Namun, Slamet tidak boleh membuka amplop itu.
Ketika Slamet masuk ke dalam bank untuk menukar uang itu, petugas bank menjelaskan bahwa penukaran dolar Singapura menjadi Rupiah tidak bisa dilakukan di sana.
Mereka minta amplop dibuka. Saat dibuka, isinya ternyata empat uang mainan dan 10 potong kertas.
Pada Sabtu (25/11/2023), Dwi melaporkan kejadian itu ke Polres Metro Jakarta Timur. Kasus sedang ditangani.
Barang bukti berupa rekaman CCTV dari bank terkait, uang mainan, dan potongan kertas telah diamankan polisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.