"Kalau bisa yang lama dicat baru biar enggak kelihatan jelek. Itu kan terlalu banyak coretan, kontras kalau samping-sampingan sama yang baru," ujar Dede.
Baca juga: Halte Baru di Bekasi Telan Anggaran Rp 180 Juta, Warga: Kenapa Enggak Buat Perbaiki Jalan Rusak
Nur menuturkan, anggaran Rp 180 juta untuk pembangunan satu halte jauh lebih baik digunakan untuk memperbaiki jalanan rusak yang membahayakan pengguna jalan.
"Kenapa dananya enggak buat benerin (perbaiki) jalan-jalan di Bekasi yang masih banyak yang rusak ya, angka kecelakaan di Bekasi kan semakin meningkat gara-gara jalan berlubang," ujarnya.
Lebih lanjut, Nur juga tak yakin halte yang baru dibangun itu terhindar dari aksi vandalisme seperti yang terjadi pada halte lama.
"Sudah gitu nanti ujung-ujungnya mau halte sebagus apa pun pasti kena vandalisme dari orang-orang Bekasi yang tangannya gatel," imbuhnya.
Sama seperti Nur, Dede mengatakan bahwa masih banyak jalanan rusak yang butuh perbaikan di Kota Bekasi.
"Lebih baik banget dananya dialokasikan ke jalanan rusak yang ada di jalan-jalan kecil atau jalan raya gitu, lebih berguna buat keselamatan," kata Dede.
Adapun pantauan Kompas.com pada Kamis siang, halte baru di depan Grand Mall Bekasi tampak sepi.
Tidak ada warga yang duduk untuk menunggu angkutan umum atau bus transpatriot.
Dilihat dari fasilitas yang ditawarkan, halte ini memiliki kursi, atap transparan, pengisian daya ponsel, dan dilengkapi CCTV atau kamera pengawas.
Namun, dengan dana yang digelontorkan senilai ratusan juta, halte ini dirasa masih jauh dari kata modern.
Sebab, masih ada beberapa catatan, salah satunya yakni tidak adanya informasi apapun yang tertera di papan informasi.
Bahkan, halte yang didominasi bangunan berwarna biru ini juga tidak dilengkapi tempat pembuangan sampah.
Sebagai informasi, ada 10 Halte baru yang dibangin Dinas Perhubungan Kota Bekasi bersumber dari dana APBD-P 2023, yakni:
1. Jalan Cut Mutia, Kecamatan Bekasi Timur (5 halte)