Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anies Baswedan Kampanye di Bekasi, Warga Berebut Salim dan Rela Sepatunya Kotor

Kompas.com - 23/01/2024, 08:39 WIB
Firda Janati,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Anies lalu melambaikan tangan dan mengacungkan jari telunjuk. Riuh suara "Pak Anies Presiden Republik Indonesia" pun terdengar.

Ia terus memegang mawar tersebut sembari menyapa ke kiri dan kanan panggung sebelum dipersilakan duduk.

Puji antusiasme warga Bekasi

Anies mulai berorasi pukul 09.40 WIB. Dalam orasinya, dia mengaku takjub karena antusiasme yang begitu tinggi.

"Bekasi luar biasa, Jawa Barat luar biasa, banyak sekali yang hadir," kata Anies sembari melambaikan tangannya.

Anies mengklaim massa yang datang juga bukan karena bayaran, tetapi karena ingin adanya perubahan.

Baca juga: Anies Sebut Pendukungnya Serius Ingin Perubahan, Bukan Kampanye dengan Gelaran Musik

"Di tempat ini jumlahnya banyak, semangatnya luar biasa, itu artinya yang datang memang orang berjuang. Terasa kalau salaman orang yang bersemangat salamannya dengan goncangan yang kuat," papar dia.

Dalam kampanyenya, Anies menyinggung terkait sulitnya lapangan kerja. Bahkan, ketika ada lowongan kerja, pelamar justru harus membayar.

Untuk itu, Anies meminta masyarakat untuk memilihnya agar adanya perubahan di Indonesia.

"80 persen Jawa Barat kita optimis jika semua ikut berjuang," kata dia.

Warga tak menyesal

Seorang warga Cibitung, Nurul Jannah (34), mengaku tidak menyesal bertemu Anies meski sepatunya menjadi kotor karena kondisi tanah di Mini Stadion yang basah.

"Lokasi becek itu enggak menyesal (datang), menyesal itu kalau salah memilih," ujar Nurul dengan semangat menunjukkan dukungannya.

Nurul menuturkan, menyesal karena sepatunya kotor tidak sebanding jika salah memilih presiden yang akan menjabat selama lima tahun.

Baca juga: Tak Menyesal Bertemu Anies meski Sepatu Kotor, Nurul: Nyesal kalau Salah Pilih

"Salah memilih bisa menyesal lima tahun ke depan, kita di sini enggak menyesal pilih Anies Baswedan untuk yang lebih baik," kata Nurul.

Nurul lalu menunjukkan bando yang dia pakai. Bando tersebut bergambar wajah Anies di sebelah kanan dan Muhaimin Iskandar di kirinya.

"Oh ini (bando) Anies-Muhaimin, saya pakai. Saya juga bawa atribut spanduk bertuliskan Pangan Murah, Kerja Gampang dan Sehat Mudah," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com