Menurutnya, anak-anak setiap hari melihat petugas yang kerap menegur warga yang menampung air, menanam sayur hingga melarang wartawan yang hendak memasuki hunian Kampung Susun Bayam.
Baca juga: Anak-anak Kampung Susun Bayam Takut ke Sekolah, Trauma Lihat Polisi dan Satpam
"Anak-anak sekolah sekarang ketakutan. Mereka enggak bisa bedakan mana seragam polisi dan mana yang petugas ketertiban, jadi banyak mereka suka balik lagi," jelas Fuqron.
"Mereka takut, trauma. Namanya anak-anak mereka memorinya halus banget. Akhirnya balik ke sini lagi, saya suruh orangtuanya antar," ujar Fuqron.
Warga masih menuntut agar Jakpro segera memberikan kunci hunian dan izin tinggal di Kampung Susun Bayam.
Saat ini, sebanyak 55 KK secara paksa menghuni Kampung Susun Bayam dengan kesulitan mengakses listrik dan air.
Fuqron dan tiga warga Kampung Susun Bayam juga telah dilaporkan Jakpro atas dugaan penyerobotan lahan secara ilegal dan saat ini memasuki tahap penyidikan oleh pihak berwenang.
Baca juga: Berharap Jakpro Cabut Laporan, Eks Warga Kampung Bayam: Jangan Kriminalisasi Kami...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.