Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Pemudik Saat Kehabisan Tiket Kereta, Pilih Naik Travel dan Berangkat Lebih Awal

Kompas.com - 25/03/2024, 20:02 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemudik pada momentum Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah mulai mencari waktu yang tepat untuk memulai perjalanan. Waktu keberangkatan lebih awal dipilih agar terhindar dari kemacetan dan tak terlambat sampai ke kampung halaman.

Salah satunya Lina (25), seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan yang memilih berangkat ke kampung halaman di Batang, Jawa Tengah pada 5 April 2014, hampir sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri yang diprediksi jatuh pada 11 April 2024.

“Tahun ini mudik rencananya tanggal 5 April 2024 malam. Sudah pesan tiket juga tanggal segitu,” ujar Lina, Senin (25/3/2024).

Baca juga: Pemudik ke Sumatera Tak Pilih 2 Jalur Ini agar Perjalanan Lebih Singkat

Lina memilih menggunakan angkutan travel untuk perjalanan mudik tahun ini dengan alasan kehabisan tiket kereta untuk periode mudik lebaran.

Lina mengaku sudah jauh-jauh hari mencari tiket kereta, terutama sejak informasi penjualan untuk periode mudik Lebaran diumumkan.

Sayangnya, tiket kereta dengan tujuan stasiun terdekat di kampung halamannya ludes terjual dalam waktu singkat. Hal ini, kata Lina, biasa terjadi karena setiap momen mudik lebaran.

“Kalau tiket kereta lumayan susah ya karena permintaannya sangat tinggi. Alhamdulillah masih dapat tiket travel, meskipun perjalanan lebih lama,” ungkap Lina.

Baca juga: Mudik ke Brebes, Pedagang Mainan di Pasar Minggu Prediksi Bakal Habiskan Rp 8 Juta untuk Lebaran

Jasa angkutan travel akhirnya menjadi alternatif bagi Lina, ketika dia tak mendapatkan tiket kereta. Sebab, waktu tempuhnya cenderung lebih cepat dibandingkan menggunakan bus antar-kota dan antar-provinsi (AKAP).

“Travel ini sudah langganan, sehingga jadi alternatif tiap kehabisan tiket kereta,” kata Lina.

Sementara itu, bus AKAP belum menjadi pilihan Lina karena beberapa alasan. Salah satunya karena bus yang harus berhenti di beberapa titik peristirahatan sepanjang perjalanan.

Kondisi ini dikhawatirkan membuat waktu tempuh menjadi lebih panjang. Belum lagi jika terjadi kemacetan lalu akibat meningkatnya volume arus mudik Lebaran.

Baca juga: Semangatnya Naura Mudik ke Padang Setelah Tiga Tahun Tak Pulang, Ambil Cuti sampai 2 Minggu

“Sebenarnya takut macet, tapi travel jadi satu-satunya alternatif. Karena sepertinya bakal rame banget ya sesuai prediksi pemerintah,” kata Lina.

“Makanya pilih mudik tanggal 5 April malam. Karena besoknya sudah mulai libur lebaran. Jadi cepat sampai dan lumayan lama di rumah,” sambungnya.

Berdasarkan hasil survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, sebanyak 28,4 juta orang atau 84,27 persen penduduk di Jabodetabek akan mudik pada tahun 2024.

Jumlah itu lebih tinggi dari mudik Lebaran tahun lalu yang hanya mencapai 54,31 persen atau sekitar 18,3 juta orang.

Pada periode mudik Lebaran 2024, lima moda transportasi yang paling banyak dipilih yaitu kereta api, bus, mobil pribadi, sepeda motor, dan mobil sewaan.

Dalam survei tersebut, para pemudik mayoritas memilih berangkat ke kampung halaman pada 6 April 2024 atau H-4 sebelum leberan.

“Terbanyak pada H+4 Sabtu 6 April 2024 sebesar 18,28 persen atau 5,20 Juta orang,” seperti dikutip dari survei Kemenhub RI pada Senin (25/3/2024).

Provinsi yang paling banyak dituju oleh pemudik asal Jabodetabek adalah Jawa Tengah, dengan persentase 34,17 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com