Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Masjid Jami'al Istiqomah Depok Disebut Makin Parah sejak Pembangunan Jembatan Mampang

Kompas.com - 26/03/2024, 12:48 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Masjid Jami'al Istiqomah di Jalan Raya Sawangan mulai sering terendam banjir sampai ke area sholat sejak rampungnya pembangunan jembatan di perempatan Mampang.

"Minggu (24/3/2024) malam tuh banjir mulai meninggi pukul 23.00 WIB. Kalau ke arah Jalan Pramuka II, air sudah sampai sedengkul, pas mendekat ke masjid agak menurun tapi air masih di atas mata kaki dan sampai ke depan ruang ibadah," kata Ketua RT 01 RW 10 Juhadi, Selasa (25/3/2024).

Juhadi yang juga pengurus masjid mengatakan, ini baru pertama kalinya air banjir masuk ke masjid (area shalat outdoor), karena biasanya hanya sampai ruang wudhu.

Baca juga: Kisah Sudarman Jadi Tumpuan di Masjid Al-Falaah, Bukan Marbut Biasa...

"Enggak pernah separah kemarin, sebelum ini tentu banjir tapi air luapan dari kali di Jalan Pramuka II mengalir dan menyeberang ke Jalan Pramuka Raya. Jadi, kalau di sini banjir, di sana juga banjir," tutur Juhadi.

Namun, semenjak peninggian jalan dan pembangunan jembatan, air luapan kali tersebut tidak mengalir dan kemudian mengakibatkan air masuk ke masjid.

"Karena air luapan enggak mengalir, jadi air luapan dari kali di Jalan Pramuka II itu ya terjebak di jalan ini sampai akhirnya masuk ke masjid," jelas Juhadi.

Bahkan, sebelum jembatan dibangun, Juhadi mengungkapkan ketinggian banjir di Jalan Raya Sawangan sekitar setengah betis, tapi semalam mencapai sedengkul.

Menurut Juhadi, banjir parah kemarin disebabkan oleh tidak adanya drainase jalan.

Baca juga: Pengabdian Jadi Marbut Masjid meski Sakit Katarak, Sudarman: Sudah Tanggung Jawab Saya...

"Masalah ada di peninggian jalan yang enggak dibersamai dengan pembangunan drainase. Kalau ada, banjir enggak mungkin separah kemarin, karena air akan mengalir (ke drainase)," tambah Juhadi.

Berdasarkan keterangan Juhadi, air baru mulai surut sekitar pukul 06.00 WIB.

"Pukul 04.00 WIB masih banjir, tapi shalat subuh masih bisa dilakukan di sisi lain masjid meskipun harus wudhu dari rumah. Mulai pukul 06.00 WIB saat surut, kami kerja bakti membersihkan masjid," tutur Juhadi.

Sebagai informasi, sebuah video viral di media sosial Instagram menunjukkan situasi banjir di dalam Masjid Jami'al Istiqomah pada Minggu (24/3/2024) malam.

Video tersebut memiliki banyak komentar yang menyebutkan bahwa letak bangunan masjid di bawah kali jadi penyebab banjir tersebut. Beberapa warganet meminta pihak masjid mau direlokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com