JAKARTA, KOMPAS.com - Perantau asal Brebes, Rustaman (58), menceritakan kebiasaan warga di kampung halamannya menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Kebanyakan orang Brebes, termasuk Rustaman, sedang gencar membeli gula dalam jumlah banyak untuk keperluan tradisi nyadran di Brebes.
Gula menjadi salah satu yang masuk bingkisan untuk hantaran dari saudara muda kepada saudara tua.
“Kalau orang Brebes pas mau Lebaran, belanja gula itu bukan cuma satu kilogram atau dua kilogram. Misalnya saya, saudara tua saya ada 20, ya 20 kilogram,” ungkap Rustaman saat ditemui Kompas.com di rumah kontrakannya, Senin (25/3/2024).
Baca juga: Tradisi Nyadran yang Dirindukan Rustaman di Brebes, Buatnya Tak Sabar Tinggalkan Kota...
“Belum gula yang untuk di rumah, buat tamu yang datang,” uap Rustaman melanjutkan.
Sementara pedagang mainan bernama Kanapi (52) menyebut Hari Raya Idul Fitri di Brebes akan semakin meriah dengan tradisi nyadran.
“Kalau tradisi Tegal-Brebes, misal, saya punya kakak, orangtua saya punya saudara, mertua saya punya saudara, pokoknya, yang lebih tua, itu harus didatangi. Tapi, sembari bawa tentengan,” kata Kanapi (52) dalam kesempatan yang sama.
Biasanya, bingkisan akan berisi satu kilogram gula, satu pak teh, satu atau dua kue kemasan kaleng, sirup satu botol, rokok satu bungkus, dan satu kue kering (nastar atau ketapang atau yang lain).
Rustaman mengatakan, satu bingkisan untuk saudaranya yang lebih tua bisa mencapai Rp 100.000. Meski begitu, ini bukanlah patokan.
Baca juga: Tradisi Nyadran, Semakin Banyak Menjamu Tamu, Rezeki Dipercaya Kian Lancar
Katanya, semuanya tergantung dengan finansial masing-masing.
“Kalau saya, ada 20 saudara. Ya 20 tentengan berarti nanti saya bawanya,” kata Rustaman.
“Saya saja dulu, 26 saudara. Karena orangtua yang sudah pada meninggal itu banyak, ya akhirnya sedikit dan berkurang. Tahun ini 16 orang,” ujar Kanapi yang juga merupakan perantau asal Brebes.
Bukan hanya memberi, Rustaman dan Kanapi juga akan mendapatkan bingkisan dari saudaranya yang lebih muda darinya.
“Iya. Kayak saya, ponakan kan banyak ya. Juga sama, saya juga banyak, dapat juga kiriman (tentengan) dari mereka. Jadi, balas-balasan,” tutur Kanapi.
Oleh karena itu, Rustaman mengatakan bahwa masa Hari Raya Idul Fitri tidak menghabiskan waktu satu atau dua hari saja, melainkan bisa satu pekan.
“Ya namanya tradisi. Itu yang bikin meriah Brebes saat Lebaran. Jalanan macet, orang-orang pada mau silaturahmi. Kalau di sini (Jakarta), jalanan sepi, kan di sana (Brebes) seru,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.