Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Nama Masjid Keramat Luar Batang, Ada Kisah Hilangnya Jenazah Habib Husein

Kompas.com - 26/03/2024, 17:26 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nama Masjid Keramat Luar Batang Jakarta Utara (Jakut) memiliki cerita dan sejarahnya tersendiri. Awalnya, kawasan Luar Batang memiliki nama Kampung Baru dan masjidnya bernama An Nur.

“Di saat Habib Husein masih hidup nama kampung ini adalah Kampung Baru, bukan Luar Batang, nama masjidnya, An Nur,” ucap Sekertaris Masjid Luar Batang, Mansur Amin atau akrab disapa Daeng Mansur saat diwawancarai oleh Kompas.com di lokasi pada Selasa (19/3/2024).

Menurut Daeng Mansur, terdapat beberapa versi cerita yang menjelaskan perubahan nama kawasan Kampung Baru menjadi Luar Batang.

Baca juga: Sejarah Masjid An-Nawier, Berdiri Zaman Hindia Belanda di Kampung Mayoritas Muslim

Banyak versi

Pada versi pertama banyak yang mengatakan, perubahan nama disebabkan karena pada zaman itu di Pelabuhan Sunda Kelapa terdapat sebatang kayu yang memisahkan kapal yang sudah melakukan registrasi atau check in untuk melakukan bongkar muat dan yang belum melakukan registrasi.

Namun menurut Daeng Mansur, cerita versi pertama tersebut kurang masuk akal.

“Buat saya itu sangat tidak masuk akal, batang kayu tadi bisa mengubah nama kampung dan masjid ini,” sambungnya.

Sementara cerita versi kedua menjelaskan, perubahan nama Kampung Baru menjadi Luar Batang karena kawasan ini berawal dari endapan Sungai Ciliwung yang pada akhirnya, menjadi dataran dan menurut bahasa Sunda kejadian tersebut disebut ‘Bebatangan’.

Akan tetapi, lagi-lagi Daeng Mansur tidak meyakini perubahan nama Kampung Baru menjadi Luar Batang berasal dari kata ‘Bebatangan’.

Baca juga: Mengunjungi Masjid Berusia 294 Tahun di Tambora yang Bergaya Eropa Kuno

Disangkutkan dengan Proses Pemakaman Habib Husein Al – Aydrus

Sementara untuk cerita versi ketiga, perubahan nama Kampung Baru menjadi Luar Batang terjadi ketika Habib Husein wafat.

Awalnya, sang Habib hendak dimakamkan di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun, pada masa itu terdapat dua masalah.

Pertama, saat itu di Kawasan Tanah Abang belum memiliki tempat pemakaman umum.

Kedua, jarak dari Luar Batang ke Tanah Abang cukup jauh apabila harus ditempuh dengan berjalan kaki.

“Namun, pada zaman itu ada dua masalah. Satu, pada zaman itu di sana belum ada pemakaman. Kedua, jaraknya sangat jauh, bayangin aja kalau saat ini ke Tanah Kusir jalan kaki itu jaraknya lumayan, apalagi zaman dulu pasti harus lewatin hutan, sungai, empang,” terangnya.

Baca juga: Ngabuburit ke Masjid Kubah Emas, Tempat Ibadah yang Adopsi Gaya Arsitektur Timur Tengah

Setelah dilakukan pertimbangan, jenazah Habib Husein pun tak jadi dimakamkan di daerah Tanah Abang.

Saat itu, Pemerintah Hindia Belanda meresmikan kawasan Kubur Koja di daerah Bandengan, Jakarta Utara menjadi kuburan masal untuk orang-orang Islam dan orang-orang Koja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Hanya Raih 4 Kursi DPRD, PKB Kota Bogor Buka Pintu Koalisi

Megapolitan
Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Ahmed Zaki Bertemu Heru Budi, Silaturahmi Lebaran Sambil Diskusi Daerah Khusus Jakarta

Megapolitan
Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Toyota Fortuner Picu Kecelakaan Tol MBZ, Ternyata Mobil Dinas Polda Jabar...

Megapolitan
Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Truk Trailer Terbalik di Clincing akibat Pengemudinya Kurang Konsentrasi

Megapolitan
Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com