JAKARTA, KOMPAS.com - Karyawan swasta bernama Sakti Darma (23) mengurungkan niatnya untuk mengikuti program mudik gratis.
Hal itu disebabkan, rute menuju kampungnya di Subang, Jawa Barat, bukan merupakan rute favorit pemudik.
“Pingin ikut sebenarnya, tapi rutenya kan bukan rute favorit pemudik. Jadi setahu gue, enggak ada yang langsung turun di Subang gitu,” ujar Sakti saat dihubungi Kompas.com, Kamis (28/3/2024).
Baca juga: Andalkan Kereta Api untuk Mudik ke Banyuwangi, Pemudik: Naik Bus Terjebak Macet
Menurutnya, perjalanannya menjadi kurang efisien apabila mengikuti mudik gratis.
“Misal ikut (mudik gratis) dan turun di Cirebon. Jadi PR harus nyambung lagi, misal naik kereta ke Stasiun Pegaden Baru, Subang. Terus dari stasiun harus naik angkot lagi ke pusat kota,” jelas Sakti.
“Kalau naik bus sendiri itu turunnya sudah pasti di kota. Jadi tinggal naik ojek 1,5 kilometer sudah sampai rumah,” sambung dia.
Untuk sampai ke Subang, Sakti akhirnya memilih naik bus Kramat Djati sebagai moda transportasinya. Perjalanannya kurang lebih empat jam dari Jakarta.
Dari kediamannya di Palmerah, Jakarta Barat, Sakti berencana menggunakan ojek online yang biayanya sekitar Rp 50.000 ke Pasar Rebo. Setelah itu, biasanya dia akan menunggu bus di sana yang melaju dari Terminal Kampung Rambutan.
“Males jauh masuk ke dalam (terminal) dan ngetem hahaha. Jadi gue suka nunggu di puteran Pasar Rebo. Pas busnya udah agak penuh, naik deh. Tinggal masuk tol, terus tidur tahu-tahu udah sampai kampung,” celetuk dia.
Baca juga: Keluh Kesah Sopir Bus AKAP di Masa Mudik, Lebih Sering Lebaran di Jalan
Untuk mudik tahun ini, Sakti memprediksi kondisi di jalan akan jauh lebih ramai ketimbang terakhir ia mudik pada 2022. Padahal kala itu, ia sendiri terjebak macet hingga lima jam lebih dalam perjalanan naik bus dari Jakarta ke Subang.
“Tahun ini dengan perkiraan pemudiknya yang lebih banyak, pasti lebih parah macetnya. Pemudiknya juga pasti makin bejubel,” tutur Sakti.
Ia berharap, mudik tahun ini bisa seceria yang dikatakan Kementerian Perhubungan.
“Semoga pemudik bisa sampai ke kampung halamannya dengan sehat, aman, nyaman. Juga, enggak lupa balik lagi ke perantauan buat nyari uang lagi, hahaha,” pungkas dia.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi 84,27 persen atau 28,4 juta penduduk di Jabodetabek akan mudik pada tahun 2024. Jumlah itu lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya mencapai 54,31 persen atau sekitar 18,3 juta orang.
Pemudik tahun ini diprediksi lebih banyak menggunakan moda transportasi umum daripada kendaraan pribadi.
Kemenhub menyatakan, sekitar 8,26 juta orang atau 29,05 persen pemudik akan menggunakan kereta api, 7,89 juta orang atau 27,76 persen menggunakan bus, 4,27 juta atau 15,03 persen pemudik menggunakan mobil pribadi, dan 2,56 juta atau 9,02 persen pemudik naik sepeda motor.
Baca juga: Rahasia Sopir Bus AKAP Ini Jaga Kesehatan di Masa Mudik Lebaran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.