DEPOK, KOMPAS.com - Sembilan tahun berlalu, kasus kematian Akseyna Ahad Dori, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) masih tak menemukan titik terang. Pihak keluarga juga tidak mendapat kabar terbaru dari polisi.
"Kami tahu update penyelidikan polisi tentang kasus ini juga dari berita," kata kakak kandung Akseyna, Arfilla kepada Kompas.com, Kamis (28/3/2024).
Kakak dari Ace (sapaan Akseyna) mengungkapkan, polisi sudah tidak pernah mengabari hasil temuan terbaru dari penyelidikan mereka ke keluarga selama beberapa tahun terakhir.
"Enggak pernah ada obrolan ke kami tentang polisi lagi kesulitan soal sesuatu, atau tentang alat bukti yang masih dalam pencarian mereka," ungkap Arfilla.
Baca juga: 8 Tahun Misteri Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Sayangkan Pihak Kampus yang Tutup Mulut
Hingga detik ini, kabar terbaru akan disampaikan dan dijelaskan jika keluarga sudah mengirimkan surat formal.
"Terakhir, polisi iya kasih update, SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan) juga diberikan, tapi itu karena kami bertanya dan kirim surat duluan," ujar Arfilla.
Hal ini justru menjadi pertanyaan Arfilla, karena polisi lebih memilih menjelaskan apa yang terjadi saat penyelidikan itu ke pihak luar duluan.
Salah satu contohnya mengenai pernyataan polisi yang membutuhkan satu barang bukti lagi untuk menentukan nama tersangka.
"Soal polisi bilang kurang satu alat bukti lagi, itu kami tahunya dari berita. Jadi kami enggak tahu secara spesifik alat apa yang dibutuhkan, atau kurangnya apa, dicarinya apa," jelas Arfilla.
Baca juga: 8 Tahun Kematian Akseyna, Sang Ayah Pertanyakan Tindak Lanjut Pembentukan Tim Khusus
Di samping itu, Arfilla menuturkan, komunikasi terakhir dengan polisi adalah tahun 2022, saat ayahnya bernama Mardoto menghadiri forum bersama polisi dan Kompolnas.
"Di sana, polisi membagikan apa saja hasil temuan dan penyelidikannya. Tapi gini-gini saja, sama kayak tahun sebelumnya," tambah Arfilla.
Sebagai informasi, Akseyna yang merupakan mahasiswa Biologi UI ditemukan tewas mengambang pada Kamis (26/3/2015) di Danau Kenanga, Kampus UI.
Kasus kematiannya sempat diduga sebagai kasus bunuh diri sebab barang bukti temuan berupa surat tulisan tangan yang disebutkan tulisan korban.
Akan tetapi, barang bukti yang salah satuhnya hasil visum dan analisis tulisan tangan pada surat tersebut menemukan, tulisan ditulis oleh dua orang berbeda (Ace dan orang lain).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.