JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah ada sejumlah sawah yang kebanjiran di Indonesia sejak awal tahun 2024.
Terkini, Kamis (28/3/2024), banjir melanda 3.839 hektare sawah di Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah.
Banyaknya berita soal sawah kebanjiran, ditambah lagi harga beras yang sempat melonjak, membuat hati Joko Budi Santoso sekan tersayat.
Pengawas UPS Badan Air Cakung itu mengungkapkan, keprihatinannya atas dua hal tersebut menginspirasinya mencari cara agar para petani padi bisa tetap bekerja meski banjir melanda.
Baca juga: Pesulap Oge Arthemus Terlibat Budidaya Ganja, Polisi: Digunakan untuk Konsumsi Pribadi
Solusinya adalah padi apung alias pertanian di atas air. Inspirasi berasal dari sebuah foto yang menunjukkan pertanian apung di China.
Joko menerapkannya di Waduk Elok, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.
"Kenapa saya pilih padi? Karena beras lagi mahal, dan ada sawah yang kebanjiran. Makanya, kan enggak ada salahnya bikin padi apung?" ucap Joko di lokasi, Jumat (29/3/2024).
"Padinya enggak bakal terendam karena pakai styrofoam. Ini salah satu alasan kenapa mau uji coba padi apung. Kami sedang mencontohkan ke petani-petani," lanjut dia.
Padi apung itu berada terletak sekitar 200 meter dari pintu masuk Waduk Elok. Lokasinya tepat di dekat Pos Oranye milik UPS Badan Air Cakung.
Untuk menuju ke sana, para petugas perlu menyusuri jalan setapak menurun ke tepi waduk.
Kemudian, perjalanan dilanjutkan melalui jembatan kayu dan susunan palka HDPE. Di tepi kanan dan kiri palka HDPE itulah petak "sawah" berada.
Adapun, jembatan kayu dan susunan palka HDPE itu awalnya hanya spot foto berbentuk love.
Namun, Joko menambahkan fitur petak padi apung agar spot tersebut terkesan lebih unik dan segar.
"Kami ada dua petak padi, luasnya sekitar lima meter masing-masing. Ada petak ketiga lagi tahap pembangunan. Lokasinya di belakang hiasan love yang terbuat dari bambu dan botol gelas," ungkap Joko.
Penanaman padi apung tidak jauh berbeda dari padi yang biasa ditanam di tanah. Sebab, padi masih "ditanam di tanah".
Mekanismenya, gelas plastik setinggi 15 sentimeter yang sudah dilubangi pada beberapa titik diisi dengan tanah dan pupuk organik.
Kemudian, benih padi ditanam.
"Benih padi dari saya, beli sendiri dari Karawang. Pakai uang pribadi karena percobaan ini inisiatif pribadi," jelas Joko.
Selanjutnya, styrofoam dilubangi di beberapa titik. Diameter lubang sesuai dengan diameter gelas plastik.
Baca juga: Jokowi Tak Janji Lanjutkan Bantuan Pangan Beras hingga Akhir Tahun
Gelas plastik yang sudah berisi padi dimasukkan ke dalam lubang pada styrofoam. Lalu, styrofoam ditaruh di permukaan air dan dibiarkan mengambang.
"Total gelas plastik yang dipakai di dua petak yang sudah ada itu 375. Kalau semuanya, total dengan gelas plastik di petak ketiga, ada 833," Joko berujar.
Rencananya, petak padi apung akan ditambah lagi. Totalnya diprediksi mencapai sekitar tujuh petak.
Diperkirakan, prosesnya akan berlangsung sampai akhir tahun 2024 atau lebih cepat.
Setelah itu, rencananya setiap petak padi apung akan ditambahkan keramba ikan.
"Kalau padi sudah panen, bakal didistribusikan ke yang membutuhkan. Yang dikasih terlebih dulu ya warga di sekitar waduk, baru nanti ke luar," jelas Joko.
"Pendistribusian lewat pihak kelurahan. Pendistribusian bermaksud supaya keberadaan kami minimal bermanfaat bagi lingkungan sekitar," sambung dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.