BOGOR, KOMPAS.com - Kampung Ketupat, itulah sebutan yang disematkan untuk sebuah RT di Kampung Bojong, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Bukan tanpa sebab, daerah ini dijuluki Kampung Ketupat karena mayoritas warganya yang berprofesi sebagai pembuat ketupat.
Lurah Cimahpar Arief Rusdiman mengatakan, sekitar 90 persen dari 140 Kartu Keluarga (KK) warga Kampung Bojong memproduksi ketupat untuk nantinya dijual ke pasar-pasar di Kota Bogor.
“Kebetulan di Kampung Ketupat RT 2 RW 4 yang tidak membuat ketupat hanya 10 persen dari 100 persen,” ucap Arif saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (9/4/2024).
Baca juga: Manfaatkan Momen Lebaran, Rusni Penjual Kulit Ketupat Rela Tidur Berhari-hari di Trotoar Ibu Kota
Kata Arif, Kampung Bojong sudah terdata sebagai Kampung Eduwisata Tematik Ketupat oleh Pemerintah Kota Bogor.
Ke depannya, status Kampung Eduwisata itu akan disahkan secara resmi melalui lomba benah kampung, program peningkatan wanita menuju keluarga sehat dan sejahtera (P2WKSS) tingkat Provinsi Jawa Barat mewakili Kota Bogor.
“Kalau berbicara Kampung Ketupat, sampai tingkat provinsi sudah terdata RT 2 RW 4 Kelurahan Cimahpar sebagai Kampung Eduwisata Tematik Ketupat,” ujarnya.
Jika memasuki Kampung Bojong, tak sulit untuk bisa menemukan aktivitas warga yang sedang membuat ketupat, baik pembuatan cangkang ketupat hingga aktivitas memasak ketupat hingga jadi.
Ami (41) jadi salah satu warga Kampung Bojong yang sudah tujuh tahun beraktivitas membuat cangkang ketupat.
Ami bersama sang suami mampu membuat 700-800 cangkang ketupat per harinya.
Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan para pembeli di momen Lebaran kali ini, Ami mampu membuat 1.000 cangkang ketupat.
“Kalau mau Lebaran gini lagi ramai-ramainya. Biasanya cuma 700 sampai 800 sekarang bisa sampai 1.000 cangkang dalam seharinya,” ungkap Ami.
Baca juga: 5 Fakta Ketupat, Simbol Keberagaman yang Identik dengan Lebaran
Cangkang ketupat buatan Ami, nantinya akan dipasok ke Pasar Bogor.
Dalam satu ikat cangkang ketupat, terdapat 10 cangkang ketupat.
Untuk setiap ikatnya, Ami menjual diharga Rp 10.000 sampai Rp 15.000 tergantung ukuran ketupat.
“Kalau harga dari Rp 10.000 sampai Rp 15.000 gimana pembelinya aja mau yang ukuran kecil atau besar itu bedanya dari ukuran,” ujar Ami.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.