Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderitaan Warga Sebelum Pabrik Arang di Balekambang Disegel, Mata Perih Berair dan Sesak Napas

Kompas.com - 30/04/2024, 12:14 WIB
Baharudin Al Farisi,
Larissa Huda

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Penderitaan Nur (46) berakhir setelah Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyegel pabrik arang rumahan di RT 07/RW 05, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (23/4/2024).

Nur mengaku matanya terasa perih dan selalu sesak napas sebelum pabrik arang rumahan di dekat rumahnya disegel.

“Matanya sampai, uh, terasa panas ini. Berair begitu juga. Mata rasanya perih, hidung rasanya sesak napas, asap batoknya, haduh,” kata Nur saat ditemui Kompas.com di depan rumahnya, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (30/4/2024).

Adapun pabrik arang batok ini terletak di bantaran Kali Ciliwung yang memisahkan antara Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Penyegelan dilakukan lantaran asap pembakaran produksi pabrik arang ini berembus hingga permukiman warga yang berada dekat tempat kejadian perkara (TKP).

Baca juga: Pabrik Arang di Balekambang Disegel, Warga: Alhamdulillah, Sudah Enggak Ada yang Bakar-bakar Lagi

Pabrik arang rumahan itu, kata Nur, kebanyakan selalu beroperasi setiap malam, yakni pukul 23.00 WIB.

Hal itu membuat dia selalu terbangun dari tidur ketika asap hitam berembus dari pabrik arang rumahan ke kediamannya.

“Iya, beneran, terbangun mulu. Eggak bisa tidur nyenyak (atau) pulas. Kalau lagi batuk, bisa tambah batuk,” ujar Nur.

Bahkan Nur mengaku dirinya sampai mengidap penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) gara-gara asap pabrik rumahan tersebut.

Baca juga: Cemarkan Lingkungan, Pabrik Arang Ilegal yang Ditutup di Bekasi Tak Punya Pengendali Emisi

“Enggak sih, cuma ya nyeseknya itu. Kalau lagi ini saja, lagi bau asap. Namanya orangtua,” kata Nur.

Berbeda dengan Nur, warga RT 07/RW 05 Kelurahan Balekambang bernama Soleh (35) mengaku tidak merasakan dampak dari pabrik arang rumahan tersebut.

Padahal, kontrakannya hanya berjarak kurang lebih 100 meter.

“Iya, saya warga sini, sudah lima tahun saya di sini, dari tahun 2019. Aman-aman saja. Logikanya, kalau misalnya asapnya ganggu, otomatis yang lain pada komplain kan, ini enggak ada, enggak ada masalah,” ujar Soleh dalam kesempatan berbeda.

“Cuma, kemarin kan, saya dengar-dengar, kayaknya ke seberang. Aman saja, justru saya lima tahun di sini, aman saja, enggak ada masalah,” kata Soleh melanjutkan.

Sebagai informasi, petugas gabungan dari Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Korwas Polda Metro Jaya, Sat Pol PP, dan unsur pemerintah setempat menyegel pabrik arang rumahan di Jalan Jembatan 1, RT 07/RW 05, Balekambang, Kramatjati, Jakarta Timur.

Baca juga: Pabrik Arang Ilegal yang Ditutup di Bekasi Sudah Beroperasi 4 Bulan

Berdasarkan unggahan akun Instagram Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sebelum penyegelan, pabrik arang rumahan itu telah diberikan peringatan pada akhir 2023 dan sempat viral di media sosial.

Kini, Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur menyatakan bahwa pabrik arang rumahan itu sudah tidak akan beroperasi lagi.

Penyegelan ini dilakukan sebagai penegakkan Peraturan Daerah (Perda) No. 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, Perda No. 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com